Bos OJK Sebut Industri Jasa Keuangan RI Masih Takut Go Global

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan industri jasa keuangan di Indonesia belum memiliki keberanian untuk berbisnis di luar negeri, termasuk di kawasan ASEAN.

Dia menjabarkan, hal itu disebabkan mulai dari efiseinsi industri jasa keuangan di Indonesia yang rendah, dan teknologi yang belum memadai. Alasan lainnya adalah prospek bisnis di luar negeri yang butuh modal besar.

"Jadi antara (Industri jasa keuangan) pilih di dalam dulu, keluar takut, agak tipis karena keluar kita ke sana enggak kuat kita," kata Wimboh di DPR, Senin 5 Oktober 2020.

Baca juga: Menhub Budi Tegaskan Aturan Bersepeda Bukan untuk Bikin Orang Susah

Wimboh mengakui, negara-negara tetangga di ASEAN, seperti Malaysia hingga Singapura telah membuka pasar keuangannya untuk Indonesia. Namun, memang keberanian industri dalam negeri belum ada.

"Kita masih pikir dua kali (Perluas bisnis ke luar negeri) karena terlalu mahal capital-nya. Nah ini mungkin kita coba dorongan apa yang bisa kita berikan," tuturnya. 

Karena itu, Wimboh menekankan pemerintah saat ini fokus untuk memperkuat modal, sumber daya manusia hingga teknologi terlebih dahulu. Caranya dengan mengacu pada industri asing yang ada di Indonesia.

"Ini kita harap yang produk-produk ini akan maju, SDM maju, teknologi maju, otomatis kita bisa bersaing penetrasi keluar," lanjut dia. (ren)