Ridwan Kamil: Ekspor Jabar Sumbang US$16,7 Miliar Saat COVID-19
- Adi Suparman/ VIVA.
VIVA β Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkapkan, laju ekspor Jawa Barat di masa pandemi COVID-19 meningkat dengan persentase 16,28 persen untuk tingkat nasional. Bahkan, ia mengaku pede perkembangan ekspor kali ini menjadi tertinggi se-Indonesia.
Baca Juga: Sektor-sektor yang Masih Bertahan Dihantam Resesi akibat COVID-19
Hal itu, kata Emil, panggilan akrabnya, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu Januari sampai dengan Agustus 2020, Jawa Barat menyumbang US$16,79 miliar. Sementara itu, Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur 8,44 persen.
"Kenaikannya adalah 14,16 persen di bulan Agustus dibandingkan bulan Juli. Jadi per bulan naik pelan-pelan. Nanti kita lihat September, harusnya ada (kenaikan) di kisaran 40 persen," ujar Emil di Bandung, dikutip Selasa 29 September 2020.
Ridwan Kamil menambahkan, kenaikan ini diduga disebabkan negara tujuan tengah dalam pertumbuhan atau pemulihan akibat pandemi COVID-19. "Jadi berita baiknya, dari salah satu ukuran ekonomi, jualan dan ekspor kita (Jabar) lagi kencang, menandakan ekonomi bergerak lagi," katanya.
Pemulihan ekonomi di masa pandemi, menurut dia, bergerak dinamis yang berkaitan erat dengan penanganan kesehatan. "Kadang-kadang 50 persen kesehatan dan 50 persen ekonomi, kadang-kadang 70 persen kesehatan seperti sekarang dan 30 persennya ekonomi. Tapi tidak pernah seratus berbanding nol,β ungkapnya.
Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Jabar per 27 September 2020, menyebut pertumbuhan ekonomi Jabar diproyeksikan membaik pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020.
Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan, pemerintah pusat telah mengubah harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia di antara minus 1,1 persen hingga 0,2 persen dengan asumsi program Pemulihan Ekonomi Nasional berjalan efektif.
βDan tentu saja hal ini telah mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat terkoreksi menjadi minus 1,51 persen pada kuartal ketiga dan kuartal keempat menjadi kurang lebih minus 2,1 persen untuk skenario optimis,β tuturnya. (art)