Indonesia Resesi, BI Pastikan Terus Jaga Fundamental Ekonomi
- Dokumentasi BI.
VIVA – Resesi ekonomi indonesia semakin pasti. Pemerintah memperkirakan kuartal III-2020 ekonomi masih berada di zona kontraksi setelah sebelumnya pada kuartal II minus 5,32 persen.
Meski terus mengalami kontraksi, Bank Indonesia memastikan akan terus menjaga fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Ditunjukkan dengan kontraksi ekonominya yang tidak akan sedalam negara lain.
"Meski kontraksi, kita jauh lebih baik dari negara-negara di ASEAN. Ini pertanda fundamental terus kita jaga," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam webinar Rabu 23 September 2020.
Baca juga: Bicara Pandemi di Sidang PBB, Jokowi: No One is Safe Until Everyone is
Dody meyakini bahwa perekonomian Indonesia saat ini memiliki ketahanan yang lebih baik dari saat terjadinya krisis pada 1998 maupun 2008. Dibuktikannya dari data-data ekonomi makro saat ini.
Misalnya, dari stabilitas harga atau angka inflasi dipastikan masih akan sesuai dengan target kisaran 2-4 persen. Demikian juga defisit transaksi berjalan di level 1,5 persen dari Produk Domestik Burto (PDB).
Kekuatan itu dinilai bisa mendukung percepatan pemulihan ekonomi Indonesia dari kontraksi ekonomi yang terjadi saat ini. Dia optimistis, kontraksi yang ada tidak akan lebih buruk dari kuartal II-2020.
"Prospek kita ke depan, dari pengamatan dan perhitungan BI, pemulihan ekonomi akan terus berlanjut, paling tidak ekonomi semester II ini akan lebih baik dari kuartal II-2020," tuturnya.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers kemarin memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 hanya akan bergerak di kisaran -2,9 persen hingga -1 persen.
Akibatnya, ekonomi Indonesia bisa dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi terkontraksi dua kuartal berturut-turut. Namun, angka resminya masih menunggu rilis data kuartal III-2020 dari Badan Pusat Statistik. (ren)