Defisit APBN hingga Akhir Agustus 2020 Capai Rp500,5 Triliun
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Agustus 2020 mencapai Rp500,5 triliun. Defisit tersebut setara 3,05 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Angka itu jauh lebih buruk dari catatan defisit pada Agustus 2019 yang hanya Rp197,9 triliun atau setara dengan 1,25 persen dari PDB.
"Posisi Agustus kita dalam posisi defisit sudah mencapai Rp500,5 triliun. Ini tentu kenaikan defisit yang sangat besar dibanding tahun lalu," kata Sri saat konferensi pers virtual, Selasa, 22 September 2020.
Meski begitu, defisit saat ini, masih jauh dari target defisit APBN 2020 yang ditetapkan dalam perpres terbaru sebesar Rp1.039,2 triliun atau 6,34 persen terhadap PDB.
Baca juga: Jokowi Ingin Jadikan Kawasan Pantai Utara Jawa Superkoridor Ekonomi
Kondisi defisit tidak terlepas dari kebijakan ekspansi pemerintah dalam bentuk belanja negara di tengah masa pandemi COVID-19. Sementara itu, penerimaan negara anjlok akibat merosotnya ekonomi.
Sri menyebutkan, belanja negara terealisasi Rp1.534,7 triliun, tumbuh 10,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Realisasinya baru mencapai 56 persen dari target Rp2.739,2 triliun.
"Artinya, berbagai tindakan untuk melakukan akselerasi belanja dalam rangka meminimalkan dampak COVID-19 sudah terlihat Agustus ini dan terus berlangsung di September," tutur Sri.
Adapun pendapatan negara baru terealisasi Rp1.034,1 triliun atau minus 13,1 persen dibanding Agustus 2019. Jika dibandingkan target sebesar Rp1.699,9 triliun, realisasinya mencapai 60,8 persen.
Dengan catatan tersebut, maka keseimbangan primer, dikatakan Sri, hingga akhir Agustus 2020 terkontraksi hingga Rp304 triliun atau mencapai 43,4 persen dari target minus Rp700,4 triliun. (art)