Ahok Ungkap Peruri Minta Rp500 M, BUMN: Kalau Tak Layak, Tawar
- vstory
VIVA – Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengkritik Perum Peruri yang menurutnya bersikap tidak masuk akal kepada Pertamina sebagai sesama perusahaan pelat merah.
Hal itu terkait dengan proses paperless yang akan dilakukan di Pertamina, di mana Perum Peruri meminta uang Rp500 miliar sebagai bagian dari prosesnya.
Menanggapinya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, apa yang dipermasalahkan dan dianggap Ahok tidak masuk akal itu sebenarnya hanyalah proses business-to-business atau B2B semata, antara Pertamina dan Perum Peruri.
Baca juga: Ahok Sebut Peruri Gendeng, Minta Duit Rp500 Miliar ke Pertamina
Terkait harga Rp500 miliar sebagai bagian dari proses paperless Pertamina yang akan dikerjakan oleh Perum Peruri, Arya pun beranggapan bahwa ruang komunikasi keduanya masih sangat terbuka untuk membicarakan hal tersebut.
"Kalau (harganya) enggak layak, ya di tawar, kalau layak di beli. Ya B2B lah, itu urusan mereka," kata Arya kepada media, Rabu 16 September 2020.
Arya beranggapan bahwa sebenarnya masalah semacam itu bisa diselesaikan dengan baik. Mengingat, baik Pertamina maupun Perum Peruri adalah sama-sama perusahaan BUMN.
Sehingga, semestinya urusan business-to-business antarkedua BUMN semacam itu adalah hal yang bisa dinegosiasikan antara kedua pihak perusahaan.
"Apalagi ini kan sama-sama BUMN. Bagi kami kementerian itu kayak kantong kiri, kantong kanan. Silahkan saja mereka bernegosiasi sebagai sesama perusahaan dan B2B gitu," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Ahok mengkritik Perum Peruri yang meminta uang Rp500 miliar kepada Pertamina untuk proses paperless, sebagai hal yang tidak masuk akal.
"Saya dipaksa tanda tangan digital. Tapi Peruri gendeng juga, masa minta Rp500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina. Itu (Peruri) BUMN juga," kata Ahok di YouTube POIN, dikutip 16 September 2020.
Ahok bahkan mempertanyakan untuk apa yang tersebut, dan menuding Perum Peruri bahwa apakah uang itu akan dipakai untuk 'tidur' sepuluh tahun dan tidak mau bekerja lagi.
"Itu sama aja sudah dapat Pertamina, enggak mau bekerja lagi, tidur sepuluh tahun. jadi ular sanca, ular piton? saya bilang," ujar Ahok.