BI Pede Jaga Asumsi Rupiah 2021, Soal Inflasi: Tantangan Berat
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan komitmen pihaknya mendukung asumsi ekonomi makro dalam postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2021. Khususnya, yang telah disepakati oleh pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Sejumlah ketetapan di dalamnya antara lain yakni soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 sebesar 5 persen, inflasi 3 persen, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp14.600 per dolar AS.
"Meskipun tantangan untuk inflasi di tahun depan akan cukup berat, yakni mencapai 3 persen," kata Perry di Gedung DPR RI Senayan, Jumat 11 September 2020.
Baca juga: Subsidi Gaji Rp600 Ribu ke Pekerja Salah Cair, Menteri Ida: Kembalikan
Meski demikian, Perry memastikan bahwa asumsi mengenai target nilai tukar rupiah di tahun depan, yang mencapai sebesar Rp14.600 per dolar AS, merupakan angka yang masih berada dalam jangkauan BI.
"Dan nilai tukar rupiah Rp14.600 (per dolar AS) juga masih dalam range kami. Karenanya, kami pun mendukung untuk asumsi makro tersebut," ujarnya.
Diketahui, asumsi dasar ekonomi makro dalam postur sementara RAPBN 2021 yang telah disepakati oleh pemerintah dan Banggar DPR RI, diantaranya meliputi pertumbuhan ekonomi 5,0 persen. Angka itu sebagai titik tengah asumsi sebelumnya yang mencapai 4,5 persen sampai 5,5 persen.
Kemudian inflasi sebesar 3,0 persen, nilai tukar rupiah Rp14.600 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,29 persen.
Selain itu, asumsi lainnya yakni harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$45 per barel, lifting minyak mentah Indonesia 705 ribu barel per hari, serta lifting gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari. (ren)