Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal III dan IV Masih di Zona Negatif
- vstory
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali memberikan sinyal bahwa ekonomi Indonesia masih akan berada di zona negatif, dalam waktu yang panjang. Bahkan, kondisi tersebut bisa terjadi hingga kuartal IV-2020.
Untuk kuartal III-2020, sebelumnya Sri telah memberikan informasi bahwa Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan bergerak di kisaran -2 persen hingga posisi terbaiknya di zona netral atau nol persen.
Kondisi itu mengindikasikan semakin kuatnya potensi resesi ekonomi terjadi di Indonesia mulai kuartal III-2020. Sebab, menurut Sri, resesi teknikal terjadi jika ekonomi terkontraksi dua kuartal berturut-turut secara tahunan.
Baca juga: Data Kinerja Manufaktur RI Membaik, IHSG Diprediksi Semakin Menguat
"Lower end prediksi kita di kuartal III, kita masih negatif growth dan bahkan kuartal IV masih dalam zona sedikit di bawah netral," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu, 2 September 2020.
Akibatnya, sepanjang 2020, dia memperkirakan kemungkinan terburuk untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran -1,1 persen. Jika kuartal III dan IV mampu bangkit, ekonomi bisa tumbuh di kisaran 0,2 persen.
"Sedangkan (jika tumbuh) 0,2 persen diasumsikan kuartal III dan IV recovery bisa terjadi. Lebih untuk mengkompensasi kontraksi yang dalam (-5,32 persen) pada kuartal II," ujar Sri.
Sri menganggap, kondisi itu disebabkan aktivitas ekonomi masyarakat belum pulih sepenuhnya pada Juli dan Agustus 2020. Sebab, meski beberapa indikator membaik tapi penerimaan perpajakan masih rendah dan bahkan ada yang kembali turun.
"Agak mix kayak PPN kita terkontraksi lagi namun beberapa lainnya dalam tren pemulihan seperti Juni. Kita lihat apakah Agustus ini, awal September, akan kita teliti penerimaan perpajakan kita yang menggambarkan aktivitas ekonomi kita," ujar Sri.