Ekspor Pertanian Indonesia Terus Naik Meski Diterpa Pandemi COVID-19

Suasana kegiatan di terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Neraca Perdagangan Indonesia tercatat surplus hingga Juli 2020 sebesar US$3,26 miliar. Dari kondisi tersebut, sektor pertanian menjadi satu-satunya yang terus menyumbang pertumbuhan tinggi komponen ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekspor pertanian pada bulan itu sebesar US$350 juta, tumbuh hingga 24,1 persen dibanding bulan sebelumnya. Dibandingkan catatan Juli 2019, tumbuhnya 11,17 persen.

"Pertanian ekspornya menggembirakan pada bulan ini," kata Kepala BPS, Suhariyanto, saat konferensi pers, Selasa 18 Agustus 2020.

Adapun komoditasnya yang mengalami kenaikan ekspor tertinggi, disebutkannya tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, sarang burung, kopi, sayuran, buah, hasil hutan bukan kayu hingga biji kakao.

Adapun sektor lainnya, seperti sektor migas ekspornya senilai US$700 juta, tumbuh 23,77 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan secara tahunan malah minus 49,69 persen dampak Pandemi COVID-19.

Begitu juga dengan ekspor industri pengolahan yang senilai US$11,28 miliar, tumbuh 16,95 persen secara bulanan sedangkan tahunannya minus 1,91 persen.

"Yang meningkat besar logam dasar mulia, minyak kelapa sawit, besi baja, pakaian jadi, kendaraan bermotor roda empat dan lebih," ungkap dia.

Baca juga: Disentil Mendagri Pakai Masker N95, Wali Kota Depok Mengaku 'Parno'

Berbeda dengan yang lainnya, sektor pertambangan yang senilai US$1,39 miliar malah mengalami penurunan ekspor. Jika dibandingkan secara bulanan minus 7,83 persen dan tahunan minus 31,10 persen.

"Ekspor yang turun cukup besar bijih tembaga dan lignit. Sementara untuk ekspor tambang year on year yang turunnya cukup besar batu bara, lignit dan bijih logam lainnya," ungkap Suhariyanto. (ren)