Di Tengah Pandemi COVID-19, RI Ekspor Jagung ke Filipina 30 ribu Ton

Petani menjemur jagung di Kecamatan Moncongloe, Maros, Sulawesi Selatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arnas Padda

VIVA – Pemerintah mengklaim, mampu mengekspor jagung ke Filipina dari Gorontalo selama masa pandemi COVID-19, periode Juli-Agustus 2020. Selain jagung, ekspor molase atau tetes tebu juga dilakukan provinsi tersebut.

Baca Juga: Ketika Buah Naga Jadi Primadona Dunia, Ekspornya Meroket 234 Persen

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, selama periode itu, Gorontalo telah ekspor 30.400 ton jagung senilai Rp125,5 miliar serta ekspor molase sebanyak 11.700 ton senilai Rp31,2 miliar. 

Menurut dia, ekspor itu mampu dilakukan karena produksi jagung di Gorontalo meningkat pesat dan diharapkan dapat mencapai dua juta ton pada akhir 2020. Oleh sebab itu, hingga Sabtu, 15 Agustus 2020 ekspor dapat tetap dilakukan.

"Dalam tiga bulan, sejak Juli hingga Agustus, Provinsi Gorontalo telah berhasil mencatat ekspor 30.400 ton jagung senilai Rp125,5 miliar serta ekspor molase sebanyak 11.700 ton senilai Rp31,2 miliar," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 17 Agustus 2020.

Demi terus mendorong tingkat produksi itu, Kementerian PPN/Bappenas ditegaskannya akan mendesain korporasi petani untuk mengembangkan kapasitas petani di Gorontalo, baik secara individu maupun kelompok. 

Selain kapasitas petani, penetapan harga jagung untuk industri yang diharapkan berlaku internasional juga menjadi fokusnya. Dengan persediaan yang memenuhi kebutuhan industri tersebut, maka harga jagung pun dianggapnya akan meningkat mengikuti standar internasional. 

“Kalau sudah ada standar, satu juta ton bisa dipegang semua industri di sini sehingga bisa menaikkan nilai tambah dari jagung dan memastikan harga jagung supaya para petani mendapatkan harga yang tetap,” tegas dia.