Hebat, China Sudah Cetak 24 Miliarder Baru Tahun Ini
- wartaekonomi
Miliarder dari China terus berdatangan sepanjang setengah tahun 2020 hingga bulan Juni kemarin, Bursa saham di China telah memainkan peran penting karena banyaknya investor ritel yang mencari pengembalian cepat dan menanamkan dananya di pasar modal China.
Dilansir dari Bloomberg di Jakarta, Selasa (28/7/2020) China telah menelurkan dua lusin miliarder dari 118 pencatatan IPO tahun ini. Mayoritas perusahaan yang melakukan IPO berasal dari sektor kesehatan dan teknologi.
China Kirim Sinyal Bahaya, Latihan Militer Besar Siap Digelar?
Sebanyak 24 miliarder baru telah lahir dari pasar modal China hingga Juni 2020. Para miliarder tersebut datang dari bermacam latar belakang, seperti mantan guru, akuntan, hingga pengembang perangkat lunak.
Dari 118 perusahaan yang listing di Bursa Efek Shanghai dan Shenzen tahun ini telah berhasil mengumpulkan USD20 miliar (Rp290 triliun) hingga Juni tahun ini.
Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibanding realisasi paruh pertama 2019. Shanghai pun kini menjadi tempat pencatatan saham nomor 1 dunia, mengalahkan New York dan Hong Kong.
Para miliarder China angkatan IPO 2020 ini memiliki kekayaan gabungan USD70 miliar (Rp1.019 triliun) pada pertengahan Juli. Sebagian besar datang dari industri kesehatan dan teknologi, yang kegiatan bisnisnya menanjak selama pandemi.
Menurut data Bloomberg, terdapat 68 miliarder asal China yang masuk dalam daftar 500 orang terkaya dunia pada awal 2017, dengan kekayaan bersih gabungan mencapai USD 849 miliar.
China telah meningkatkan pergerakannya di pasar modal dan membuatnya lebih mudah untuk berdagang saham, termasuk langkah mempercepat IPO. Seperti di Bursa Efek Shanghai di mana saat ini perusahaan rata-rata memakan waktu hanya 288 hari untuk go public, dibandingkan 754 hari di tempat lain di bursa China.
Kepala Konsultasi Manajemen Kekayaan PwC Swizterland Marcel Tschanz menilai, kebijakan tersebut akan membuat daftar miliarder baru terus bertambah, meski di tengah kekhawatiran pasar saham yang tengah tertekan.