Kadin Proyeksi Ekonomi RI Bakal Negatif Dua Kuartal, Akankah Resesi?
- M Yudha Prastya/VIVA.co.id
VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menganggap, peluang Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut sangat terbuka lebar. Artinya, kemungkinan resesi itu bisa terjadi tahun ini, secara teori.
Ketua Umum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, kondisi itu bisa terjadi jika pemerintah tidak juga bisa mempercepat penyaluran stimulus fiskal. Terutama yang telah ada dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Apabila implementasi dari kebijakan ini masih lambat, sangat terbuka sekali kita akan mengalami pertumbuhan minus atau kontraksi di kuartal III-2020 ini," kata dia, Selasa, 28 Juli 2020.
Seperti diketahui, persoalan implementasi atau pelaksanaan progran PEN yang lambat juga selalu dikeluhkan Presiden Joko Widodo. Menurut Jokowi, kementerian atau lembaga seperti tidak dalam situasi menghadapi potensi krisis, karena lambat melakukan belanja anggaran.
Karena itu, Rosan menganggap, jika pada kuartal II dan III ekonomi Indonesia benar-benar akan negatif dan masuknya Indonesia ke jurang resesi, maka untuk membangkitkan kembali ekonomi dan menggerakkan kembali dunia usaha akan semakin sulit.
"Ini akan menjadi beban yang sangat berat buat kita. Kita melihatnya yang penting demand and supply bisa terjaga, dan pertumbuhan kita bisa berlanjut terutama di sektor riil," ucap dia.
Untuk Kuartal II-2020, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun atau terkontraksi di kisaran -4 hingga -6 persen. Jauh lebih dalam dari perkiraan pemerintah di kisaran -3,5 sampai dengan -5,1 persen dengan titik tengah -3,8 persen. (ase)