Analis: Resesi Seolah di Depan Mata, Rupiah Berpotensi Makin Melemah
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cukup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa 21 Juli 2020. Meski demikian, rupiah masih bergerak di kisaran atas Rp14.750-14.800.
Perdagangan di pasar spot, seperti dilihat pada pukul 10.00 WIB, rupiah masih ditransaksikan di level Rp14.750 per dolar AS. Menguat 0,24 persen dari level penutupan perdagangan kemarin Rp14.785.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.813. Menguat tipis dari level kemarin Rp14.832.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, masih bertenggernya rupiah di level itu tidak terlepas dari semakin suramnya data perkembangan COVID-19 yang diiringi tertekannya kembali ekonomi.
"Ini menambah kekhawatiran tersendiri bagi pasar sehingga ketakutan Indonesia akan terkena resesi seolah-olah di depan mata walaupun ini baru sebatas wacana," katanya dikutip dari analisisnya hari ini.
Baca juga: Ditopang Sektor Pertanian, IHSG Diprediksi Kembali ke Zona Hijau
Bagi Indonesia, dia melanjutkan, beban ekonomi bertambah buruk setelah Singapura mengalami resesi setelah dua kuartal berturut-turut ekonominya negatif. Padahal, Singapura merupakan negara investor terbesar ke RI.
"Bahkan menteri keuangan sangat khawatir akan berimbas ke perekonomian Indonesia karena Singapura salah satu pemasok dana atau investor terbesar menurut data dari BKPM," ujar Ibrahim.
Di samping itu, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanjutkan masa transisi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), setelah memburuknya data-data penyebaran COVID-19 di Ibu Kota.
"Ini akan menambah suramnya perekonomian dalam negeri, jadi sangat wajar kalau mata uang garuda melemah dalam bulan ini ke level Rp15.000 bahkan di bulan Agustus akan menuju jalan terjal yaitu Rp16.000," ujarnya.