Investasi BUMN Pelabuhan & Bandara Naik 200%
VIVA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pelabuhan, bandara, dan PT ASDP Indonesia Ferry berencana membenamkan investasi tahun 2010 sebesar Rp 10,524 triliun atau melonjak hingga 210 persen dibandingkan prognosa realisasi tahun 2009 sebesar Rp 3,386 triliun.
"Sumber pendaan bisa dari internal, kerja sama, atau pun pinjaman perbankan. Pokoknya mana yang paling efisien dan yang paling oke," ujar Deputi Bidang Logistik dan Pariwisata Kementerian BUMN Harry Susetyo Nugroho disela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Februari 2010.
Bahan Kementerian BUMN menunjukkan kebutuhan investasi terbesar berasal dari BUMN Pelabuhan yang berencana menginvestasikan dana sekitar Rp 6,17 triliun, diikuti BUMN Bandar Udara Rp 4,15 triliun, dan terakhir PT ASDP Indonesia Ferry senilai Rp 202,90 miliar.
Menurut Harry, BUMN pelabuhan memang membutuhkan dana cukup besar untuk kegitan investasi mengcakup penambahan peralatan, perpanjangan dermaga, serta pengembangan teknologi informasi di setiap dermaga. Selain itu dana investasi dibutuhkan untuk merehabilitasi peralatan-perlatan pelabuhan yang sudah tua.
Di sektor BUMN Bandara, investasi dibutuhkan untuk menambah kapasitas Bandara yang dianggap sudah terlalu penuh. Selain itu, dana investasi juga diperlukan untuk pengembangan Bandara Kuala Namu dan terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Harry menegaskan, pengadaan peralatan pelabuhan diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan. Kementerian hanya mengharapkan agar peralatan tersebut harus diperbarui dan dimodernisasi agar mampu meningkatkan produktivitas dan menjamin peningkatan pelayanan. "Saya minta kepada manajemen untuk melakukan itu," katanya.
Khusus untuk pelabuhan-pelabuhan marginal, ujar Harry, kementerian mengharapkan sumber pembiayaan dapat diperoleh dari anggaran negara mengingat pendanaan melalui sumber pinjaman akan memberatkan perusahaan.
hadi.suprapto@vivanews.com