Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Semester I-2020 Tembus Rp257,8 Triliun
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Semester I-2020 atau akhir Juni mencapai Rp257,8 triliun.
Angka defisit tersebut setara 1,57 persen dari produk domestik bruto (PDB). Jauh lebih buruk dari catatan pada Semester I-2019 yang defisitnya hanya Rp135,1 triliun atau -0,85 persen.
"Defisitnya tahun ini mencapai 1,57 persen dari PDB, ini lebih dalam dibanding defisit tahun lalu," kata Sri di ruang rapat Badan Anggaran DPR RI, Kamis,9 Juli 2020.
Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Tumbuh Minus pada Semester I-2020
Kondisi defisit itu tidak terlepas dari meroketnya belanja negara di tengah masa pandemi COVID-19 untuk mendukung ekonomi masyarakat. Sementara itu, penerimaan atau pendapatan negara anjlok karena merosotnya ekonomi.
Dia menyebutkan, belanja negara terealisasi Rp1.068,9 triliun, tumbuh 3,3 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, realisasinya baru mencapai 39 persen dari target yang dipatok dalam Perpres 72/2020 Rp2.739,2 triliun.
Untuk pendapatan negara, dia mengatakan, baru terealisasi sebesar Rp811,2 triliun atau tumbuh 9,8 persen dibanding Semester I-2019. Jika dibandingkan target yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp1.699,9 triliun, realisasinya baru mencapai 47,4 persen.
"Dari sisi pembiayaan kita sudah merealisasi Rp416,2 triliun atau 40 persen dari revisi Perpres 72. Ini mengakibatkan Silpa Rp158,4 yang masih masuk ke dalam kas BI," ujar Sri.