Virus Corona Masih Jadi 'Momok' Pelemahan IHSG

Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG memerah di level 5.920 pada pembukaan perdagangan Senin 3 Februari 2020. Posisi itu melemah 19 poin atau 0,32 persen, dibanding penutupan perdagangan Jumat 31 Januari 2020 di level 5.940.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi memprediksi, IHSG akan melanjutkan tren pelemahannya secara terbatas, dibayangi kekhawatiran akan makin menyebarnya virus Corona.

"Virus Corona dan aksi tunggu laporan keuangan perusahaan kuartal keempat, diprediksi akan menjadi katalis pelemahan indeks," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Senin 3 Februari 2020.

Lanjar menjelaskan, indikator Stochastic bergerak jenuh dengan pelemahan yang signifikan mengirim momentum RSI, sehingga potensi pelemahan IHSG masih memiliki skenario negatif lanjutan.

"Diprediksi IHSG akan bergerak di level support 5.900 dan resistance 6.070," ujarnya.

Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, support pertama maupun kedua memiliki kisaran 5.885,34 hingga 5.840,94. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua pada kisaran 5.988,87 hingga 6.022,60.

Berdasarkan indikator, MACD sudah berada di area negatif. Meskipun demikian, Stochastic dan RSI sudah mulai jenuh jual (oversold).

"Dengan demikian, potensi rebound pada pergerakan IHSG kemungkinan masih terbuka lebar, sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat," ujarnya.