Asian Agri Pastikan Pasokan Biodisel B30 ke Pertamina Aman
- Dok. Asian Agri
VIVA – Stakeholder Relations Director Asian Agri, Bernard A. Riedo, memastikan pasokan biodisel B30 tidak terjadi hambatan meskipun di tengah kondisi pandemi virus corona COVID-19. Karena, pemasokan tersebut didukung juga oleh pemerintah.
"Sampai saat ini, terkait pemasokan masih berjalan karena didukung pemerintah juga dalam hal pemasokan ini," kata Bernard saat diskusi melalui zoom pada Rabu, 10 Juni 2020.
Bernard mengatakan pihaknya melalui Apical Group tetap memastikan bahwa produk biodisel yang dikirimkan kepada Pertamina sesuai dengan komitmen atau kontrak, dan alokasi yang disampaikan pemerintah berjalan sesuai dengan kuota. "Jadi belum ada kendala sampai hari ini," ujarnya.
Memang, kata dia, masa pandemi ini menjadi tantangan yang cukup berat, selain juga permintaan yang menurun, konsumen penggunaan bahan bakar minyak (BBM) menurun.
Meski menghadapi tantangan di tengah pandemi, Bernard mengatakan program berkelanjutan juga tetap dilakukan oleh Asian Agri. Sebab, program keberlanjutan ini menjadi fokus industri sawit untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan saat ini.
"Keberlanjutan menjadi fokus industri sawit untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan saat ini dengan memperhatikan kebutuhan masa yang akan datang dari sudut pandang ekonomi, lingkungan dan sosial," katanya.
Tak ada karyawan terinfeksi COVID-19
Selain itu, Bernard memastikan tidak ada karyawan dari Asian Agri yang terinfeksi atau terpapar virus corona COVID-19. Menurut dia, saat ini aktivitas di Asian Agri tetap berjalan dengan mengikuti protokol kesehatan COVID-19 secara baik dan ketat.
"Kasus positif COVID-19, so far Alhmadulillah tidak ada yang terjadi baik kebun maupun kantor," kata Bernard.
Terkait penerapan new normal, Bernard mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan sebelumnya. Misalnya, kata dia, Asian Agri telah melakukan pembatasan terhadap jumlah orang dari luar yang masuk ke dalam dibatasi sejak bulan Maret. Tujuannya, agar tidak terjadi penularan kasus COVID-19.
"Karena akan susah lagi nanti seperti penyembuhan dan lain-lain. Sehingga, bulan Maret sampai April sudah tutup kegiatan di kebun. Kita semua komunikasi via online," ujarnya.
Namun, kata dia, pihaknya juga berdiskusi dengan berbagai instansi terkait dengan harapan agar aktivitas tetap berjalan. Tapi, otomatis harus ada pembatasan-pembatasan dalam beraktivitas. Contohnya, menerapkan 50 persen kerja di kantor, dan 50 persen kerja dari rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, jaga jarak serta menjaga kebersihan.
"Kegiatan perkebunan dapat berjalan selama memperhatikan protokol kesehatan. Level kantor kami tidak mau ambil risiko, semua sudah dibatasi. Jadi, memang persiapan sudah kita jalankan secara grup besar," jelas dia.