Sejak Februari, Ekspor Masker Meningkat ke Tiga Negara Ini

Ilustrasi virus corona/COVID-19/masker.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor masker dari Indonesia pada Februari 2020 mengalami lonjakan yang sangat tinggi ke sejumlah negara, khususnya Singapura, China dan Hong Kong. Kondisi itu terjadi di tengah mewabahnya Virus Corona (COVID-19) ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Pada Februari 2020 sendiri, total nilai ekspor masker sementara mencapai US$78,9 juta dengan berat sebesar 1,2 juta kilogram. Angka tersebut mengalami kenaikan hingga 6428,3 persen dari catatan ekspor masker pada Februari 2020 yang senilai US$112 ribu dengan berat 19 ribu kilogram.

Sementara itu, jika dirinci berdasarkan negaranya, BPS mencatat bahwa ekspor barang berkode HS63079040 itu terbesar dikirim ke Singapura dengan nilai mencapai US$36,2 juta sedangkan pada Februari 2019 tidak tercatat sepeserpun ekspor masker ke negara tersebut.

Kemudian, diikuti China yang ekspor pada Februari 2020 mencapai US$25,6 juta, naik drastis dari catatan pada Februari 2019 yang hanya mencapai US$20. Selanjutnya adalah Hong Kong dengan nilai ekspor masker dari Indonesia ke negara tersebut mencapai US$12,39 juta naik dari Februari 2019 yang tercatat hanya US$20.

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengungkapkan bahwa Indonesia masih melakukan ekspor masker hingga Februari 2020. Barang dari masker itu tergolong dalam barang HS 63, yakni barang tekstil jadi lainnya.

Adapun nilainya, tercatat meningkat cukup drastis, yakni mencapai US$72 juta. Pada Januari 2020 ekspor golongan barang itu senilai US$17,8 juta, namun pada Februari 2020 melonjak jadi sebesar US$89,8 juta.

"Untuk yang kenaikan barang tekstil jadi lainnya ini diantaranya komoditas masker masuk di sini," kata dia saat telekonferensi dari kantornya, Jakarta, Senin, 16 Maret 2020.

Jika dihitung berdasarkan persentasenya, maka peningkatan ekspor untuk golongan barang itu dari Januari ke Februari 2020 mencapai 405 persen. Jauh lebih tinggi dari peningkatan ekspor logam mulai, perhiasan atau permata yang merupakan HS 71.