Netflix dan Moderna Mendulang Kekayaan di Tengah Wabah Corona
- dw
Penyakit COVID-19 kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa negara juga melaporkan kasus infeksi pertama mereka. Ribuan sekolah diliburkan dan kantor-kantor terpaksa tutup atau melakukan pekerjaan jarak jauh.
Hingga Kamis (04/03) Badan Kesehatan Dunia, WHO, melaporkan virus corona jenis baru telah menginfeksi lebih dari 93 ribu orang dan angka kematian mencapai 3.198 jiwa di seluruh dunia. Bursa saham pun dilaporkan sempat panik akibat wabah ini.
Namun di sisi lain, wabah COVID-19 telah juga mengubah cara berinteraksi masyarakat, dan sejumlah pihak dengan jeli menangkap peluang ini. Berikut pihak-pihak yang diberitakan mengalami keuntungan karena penyebaran wabah penyakit COVID-19
Netflix
Platform streaming video Netflix merupakan salah satu perusahaan yang menampakkan kinerja terbaik selama terpuruknya pasar global hingga senilai enam triliun dolar AS pada tanggal tanggal 28 Februari lalu. Analis mengatakan saham perusahaan semacam Netflix dan Zoom dapat memberikan perlindungan bagi para investor selama wabah virus corona. Hal ini karena semakin banyak orang yang lebih memilih untuk mencari hiburan di dalam rumah selama virus mewabah.
Olahraga bersama, di rumah masing-masing
Perusahaan startup di bidang kebugaran seperti Peloton Interactive yang selama ini dikenal membuat sepeda statis, kini menawarkan kelas-kelas kebugaran secara online. Harga saham Peloton Interactive juga terlihat mengalami kenaikan. Para peminat olahraga di pusat-pusat kebugaran kini berusaha berolahraga di rumah untuk menghindari terinfeksi virus corona jenis baru. Mereka kini banyak yang berlangganan layanan olahraga online agar tetap bisa berlatih bersama, di rumah masing-masing.
Jadi miliarder karena virus corona
Kepala Eksekutif Moderna, Stephane Bancel, sontak menjadi miliarder setelah perusahaannya mengirimkan hasil eksperimen vaksin virus corona untuk pengujian klinis pada manusia. Langkah ini telah meningkatkan harga saham Moderna, demikian menurut laporan Bloomberg. Selain itu, yang mendadak kaya di tengah merebaknya wabah ini adalah Lim Wee Chai dari Malaysia. Lim merupakan pemilik saham mayoritas di perusahaan pembuat sarung tangan medis, Top Glove.
Perusahaan jasa telekonferensi
Harga saham perusahaan startup yang menawarkan jasa telekonferensi, Zoom Video, melonjak hampir 50 persen sejak Februari karena investor bertaruh pada meningkatnya jumlah karyawan yang harus bekerja jarak jauh. Jumlah pengguna aktif yang memakai jasa perusahaan ini bertambah sebanyak 2,22 juta perlanggan dibandingkan dengan jumlah pelanggan selama tahun 2019, kata analis dari Bernstein Research.
Perusahaan perangkat lunak asal Jerman, TeamViewer, juga mengalami kenaikan jumlah permintaan pelanggan baru, utamanya dari Cina yang menjadi tempat awal penyebaran wabah COVID-19. Harga saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa Frankfurt, Jerman, ini melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Pasar swalayan
Pasar swalayan pengecer seperti Rewe di Jerman dan Carrefour di Prancis juga laku keras. Barang-barang dagangan mereka, terutama berupa makanan kaleng dan bahan makanan awetan nyaris tidak lagi bisa dijumpai di rak-rak supermarket ini dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat yang panik membeli persediaan makanan dalam jumlah besar.
Serbuan di pasar-pasar swalayan ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan makanan kemasan. Pengecer online seperti Amazon juga melihat kuatnya permintaan karena pembeli cenderung berbelanja di toko online.
Produsen alat-alat pelindung dan sanitasi
Perusahaan pembuat masker wajah, pembersih tangan dan tisu sanitasi juga mengalami lonjakan permintaan seiring dengan para pembeli yang berusaha mencari cara untuk melindungi diri mereka dari virus ini. 3M Corp, perusahaan yang membuat masker wajah juga dilaporkan meraih untung besar.
ae/ap (who.int)