Mayoritas Pengangguran di Indonesia dari Lulusan SMK
- U-Report
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) berdasarkan pendidikan masih dipegang oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK sebanyak 10,42 persen.
Kemudian, diikuti lulusan Sekolah Menengah Atas atau SMA sebanyak 7,2 persen, Diploma I/II/III 5,99 persen, Universitas atau Perguruan Tinggi 5,67 persen, Sekolah Menengah Pertama atau SMP 4,75 persen dan Sekolah Dasar atau SD sebesar 2,41 persen.
Meski begitu, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan, jika dibandingkan periode 2015, TPT seluruh jenjang pendidikan mengalami penurunan sebesar 0,3 sampai 2,4 persen.
Karena, seperti pengangguran yang berasal dari SMK, misalnya, pada 2015 mencapai 12,65 persen. Disusul SMA 10,31 persen, Diploma I/II/III 7,54 persen dan Universitas atau Perguruan Tinggi sebesar 6,40 persen.
"Komposisinya tidak banyak berubah paling tinggi mereka yang berpendidikan SMK. Tapi trennya turun jadi perbaikan kurikulum supaya sejalan dengan kebutuhan industri harus terus dilakukan," kata Suhariyanto, seperti dikutip dari VIVAnews.
Ia juga melaporkan TPT pada Agustus 2019 mengalami penurunan. Pada periode itu, TPT yang merupakan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja tercatat sebesar 5,28 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 133,56 juta orang.
Menurutnya, TPT mengalami penurunan dari Agustus 2015 sampai dengan Agustus 2019 sebesar 0,90 persen. TPT pada Agustus 2018 sebesar 5,34 persen, turun menjadi 5,28 persen pada Agustus 2019.
Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang pengangguran. Adapun jumlah angkatan kerja pada Agustus 2019 tercatat mengalami peningkatan 2,55 juta orang dibanding catatan Agustus 2018.
Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk bekerja 126,51 juta orang dan 7,05 juta orang menganggur. "Dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 2,5 juta orang dan pengangguran meningkat 50 ribu orang," tutur Suhariyanto.