Hidup Tanpa Kasih Sayang Orang Tua, 3 Pria Ini Kini Kaya Raya
- wartaekonomi
VIVA – Peran orang tua dalam tumbuh kembang seorang anak begitu penting. Kasih sayang dan perhatian yang dicurahkan bisa membawa sang anak untuk meraih kesuksesan.
Namun, bagaimana nasib seorang anak yang sedari kecil sudah tak lagi memiliki orang tua atau yatim piatu? Bukan berarti, mereka tidak memiliki peluang untuk sukses kok. Buktinya, ada tiga miliarder dunia yang berhasil meraup kekayaan meski berstatus yatim piatu.
Siapa saja mereka? Berikut ulasannya:
1. Larry Ellison – US$69,5 miliar
Sosok miliarder satu ini dikenal sebagai pendiri Oracle Corporation, perusahaan software yang menawarkan teknologi basis data dan sistem rekayasa Cloud, termasuk sistem manajemen basis data.
Di balik kesuksesannya, Ellison menjalani kehidupan sebagai yatim piatu sejak kecil. Ellison lahir pada 17 Agustus 1944 dari seorang ibu tunggal bernama Florence Spellman.
Saat berusia baru sembilan bulan, Larry Ellison terserang pneumonia. Alih-alih merawatnya hingga sembuh, ibunya malah memberikan Ellison kepada bibi dan pamannya untuk diadopsi.
Sejak itulah, Ellison menjalani hidupnya sebagai anak angkat dari paman, dan bibinya. Nama Ellison pun yang diambil dari nama tempat, yaitu Ellis Island yang menjadi tempat di mana pamannya yang adalah imigran Rusia masuk ke Amerika Serikat (AS).
Meski dibesarkan oleh orang tua angkat, perjalanan hidup Larry Ellison tidak berjalan mulus. Ia pernah dua kali tidak menyelesaikan kuliahnya di universitas yang berbeda.
Pertama, dia tidak menyelesaikan kuliahnya di University of Illinois karena ibu angkatnya meninggal. Kedua, dia juga tidak menyelesaikan kuliahnya di University of Chicago.
Dalam karier, Larry Ellison kerap berpindah-pindah pekerjaan. Dia pernah bekerja di Wells Fargo dan Amdahl. Namun, dari situ, dia belajar dan mengembangkan keterampilan komputer dan pemrogramannya.
Dengan pengalaman dan modal yang dimilikinya, Larry Ellison bersama Bob Miner dan Ed Oates mendirikan perusahaan teknologi bernama Software Development Laboratories pada tahun 1977. Perusahaan inilah yang kemudian kelak menjadi Oracle Corporation.
Oracle Corporation berkembang pesat hingga terdaftar di bursa saham dan menjelma menjadi perusahaan besar. Kesuksesan Oracle Corporation turut membuat Larry Ellison ikut sukses dan menjadi miliarder dengan kekayaan US$69,5 miliar atau Rp985 triliun.
2. Li Ka-shing – US$27,3 miliar
Miliarder satu ini dianggap sebagai pebisnis paling berpengaruh di Asia. Li Ka-shing pernah menjabat sebagai chairman di Cheung Kong Holdings.
Cheung Kong Holdings adalah induk perusahaan yang didirikan tahun 1950-an yang bermula dari produsen plastik kemudian menggarap banyak bisnis. Beberapa bisnis yang dijalankan Cheung Kong Holdings, antara lain properti, investasi, IT, hotel, hingga telekomunikasi.
Berkat kehebatannya dalam menjalankan bisnis, Li Ka-shing kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nilai kekayaannya seperti yang diungkap Forbes mencapai US$27,3 miliar atau sekitar Rp387 triliun.
Apa yang dicapai Li Ka-shing saat ini bukan karena hasil instan semata. Dalam wawancara dengan majalah Forbes, Li Ka-shing melewati masa kecil yang menyedihkan. Dia ditinggal meninggal ayahnya yang terserang penyakit TB.
Kemiskinan yang menderanya membuat dia tak berdaya. Dia pun terpaksa berhenti sekolah dan bekerja di pabrik plastik saat usia 15 tahun demi menghidupi keluarganya.
Berbekal pengalaman kerjanya tersebut, dia memberanikan diri mendirikan usaha sendiri dan kini menjelma menjadi perusahaan raksasa.
3. Leonardo Del Vecchio – US$23,3 miliar
Di balik perusahaan kaca mata terbesar Luxottica, ada sosok Leonardo Del Vecchio yang berperan di dalamnya. Luxottica yang didirikannya pada 1961 memasarkan brand-brand kacamata terkenal, seperti Alain Mikli, Arnette, Oakley, Oliver Peoples, hingga Sferoflex.
Dengan hasil penjualan dari brand-brand kacamata terkenal tersebut, Leonardo Del Vecchio kini menjadi miliarder dunia. Nilai kekayaannya tercatat mencapai US$23,3 miliar atau sekitar Rp330 triliun.
Leonardo Del Vecchio lahir di Milan, Italia pada tahun 1935. Ayahnya meninggal lima bulan sebelum Del Vecchio lahir. Ibunya yang enggak sanggup merawatnya menyerahkan dirinya buat diasuh biarawati di panti asuhan.
Di usia belasan tahun, Leonardo Del Vecchio bekerja di pabrik di Milan untuk menghidupi keluarganya. Pada usia 20 tahunan, dia pindah ke Agordo dan memulai bisnis kaca matanya. Kini Luxottica berubah menjadi perusahaan besar dan memiliki 6.000 retail di seluruh dunia.