Kilang Minyak Arab Saudi Meledak, Siap-siap Harga Minyak Melonjak
- Aljazeera
VIVA – Serangan kelompok Houthi terhadap dua fasilitas kilang minyak milik perusahaan energi milik Arab Saudi Aramco, Abqaiq dan Khurais, oleh drone pada Sabtu, 14 September 2019, akan memangkas produksi minyak mentah 5,7 juta barel per hari atau 50 persen dari total produksi Aramco, dan 5 persen pasokan minyak mentah dunia.
Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman mengaku, serangan kelompok yang berpusat di Iran itu terhadap kilang minyak Aramco melumpuhkan produksi minyak di dua fasilitas itu untuk sementara waktu.
"Kami akan memiliki lebih banyak informasi dalam kurun waktu 48 jam," ungkapnya, seperti dikutip dari Business Today, Senin, 16 September 2019. Serangan ini menjadi pukulan bagi Arab Saudi di tengah upaya Aramco sedang dalam proses penawaran umum saham perdana (IPO) terbesar di dunia.
Mohammed bin Salman pun sudah mengontak Presiden AS Donald Trump melalui telepon bahwa Riyadh memiliki kemauan dan kemampuan untuk 'menghadapi dan menangani agresi teroris' tersebut.
Arab Saudi adalah eksportir minyak mentah terbesar di dunia, di mana mengirim lebih dari 7 juta barel minyak setiap hari dan selama bertahun-tahun, telah berfungsi sebagai pemasok pilihan terakhir ke pasar.
Juru bicara Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan yang telah menggunakan 10 drone dalam melakukan serangan udara terhadap kilang minyak Aramco. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, langsung menuduh Iran sebagai biang kerok serangan tersebut.
“Kami mengajak seluruh dunia mengutuk serangan yang dilakukan Iran. Tidak ada bukti serangan datang dari Yaman. AS akan bekerja sama dengan negara koalisi untuk melindungi produksi bahan bakar ke pasar internaisonal dan Iran harus bertanggung jawab atas serangan di kilang minyak Arab Saudi," kata dia.
Sebagai informasi, Arab Saudi, yang memimpin koalisi Muslim Sunni yang melakukan intervensi di Yaman sejak 2015 terhadap Houthi, telah menyalahkan saingan regional mereka Syiah Iran atas serangan sebelumnya. Tuduhan tersebut terus dibantah Teheran. Riyadh menuduh Teheran mempersenjatai Houthi.
Juru Bicara Pasukan Koalisi, Kolonel Turki al-Malki mengatakan, penyelidikan telah dilakukan terhadap siapa yang merencanakan dan melaksanakan pemogokan. Ia mengatakan aliansi yang didukung Barat akan menghadapi ancaman terhadap keamanan energi global dan stabilitas ekonomi.