Tentang Suprajarto, Dirut BRI yang Tolak Jadi Bos BTN
- bri.co.id
VIVA – Kamis malam kemarin, 29 Agustus 2019 datang kabar mengejutkan dari petinggi bank pelat merah. Suprajarto yang merupakan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menolak mentah-mentah keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Tabungan Negara (BTN) pada hari yang sama.
Hasil RUPSLB tersebut secara otomatis menonaktifkan dirinya sebagai Bos BRI. Dia mengaku tak mengetahui jabatannya bakal digeser dari Dirut BRI jadi Bos BTN. Bahkan, dia baru tahu soal itu dari media lantaran selama ini tak pernah diajak bicara dan musyawarah soal penetapan tersebut.
"Saya memutuskan mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN," katanya, Kamis malam, 29 Agustus 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.
Setelah keputusannya yang berani tersebut, Suprajarto belum memikirkan rencananya ke depan, termasuk karier yang akan dijalaninya kelak. Terpenting, dia mengaku bahagia dan lega atas keputusannya tersebut.
Sebagai seorang bankir, pria kelahiran Yogyakarta itu sudah malang melintang di dunia perbankan cukup lama. Sebelum menduduki kursi orang nomor satu BRI, dia pernah menjabat sebagai Direktur Bidang Jaringan dan Layanan BRI sejak 2005-2017. Setelah itu, Suprajarto hijrah ke Bank Negara Indonesia (BNI).
Di BNI, dia menjadi Wakil Direktur Utama selama dua tahun periode 2015-2017. Dari BNI, Suprajarto akhirnya kembali ke BRI, tapi dengan jabatan sebagai pemimpin tertinggi di bank pelat merah tersebut sejak Maret 2017, menggantikan Asmawi Syam yang habis masa jabatannya.
Selain punya karier kece di dua bank BUMN, dia juga punya riwayat pendidikan yang baik. Suprajarto mengenyam pendidikan S1 Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta. Dia melanjutkan S2 Manajemen Pamasaran di Universitas Padjajaran dan S3 di kampus yang sama, jurusan Manajemen Bisnis.
Sayangnya baru genap 2 tahun lima bulan memimpin BRI dan tepat sehari setelah ulang tahunnya ke-54, pria kelahiran 28 Agustus 1965 ini digeser ke BTN. Padahal kinerjanya di BRI bisa dianggap sukses. BRI sendiri merupakan bank dengan laba terbesar di Indonesia saat ini.
Semester I/2019, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp16,16 triliun. Angka itu tumbuh 8,19 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 senilai Rp14,9 triliun. Sementara sepanjang tahun lalu, BRI mencatat laba bersih mencapai Rp32,4 triliun atau 10 kali lipat dari laba bersih yang dikumpulkan BTN.
BTN sendiri pada paruh pertama tahun ini mencatat penurunan laba bersih sebesar 8,4 persen menjadi Rp1,3 triliun dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,42 triliun. Adapun total laba bersih yang dibukukan perseroan sepanjang 2018 sebesar Rp3,2 triliun.