Ekonomi RI Melambat, Alfamidi Mulai Rem Pengembangan Bisnis

Public Expose PT Midi Utama Indonesia Tbk.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly

VIVA – Buruknya ekonomi dunia yang berpengaruh pada Indonesia pada 2018 lalu, menyebabkan sejumlah ritel harus ditutup. Salah satunya, PT Midi Utama Indonesia yang terpaksa menahan pembukaan gerai baru di sejumlah wilayah.

"Memang, ekonomi yang buruk tahun lalu dengan berbagai ketidakpastian ini, berdampak pada perkembangan bisnis. Kita melakukan pengereman pembukaan gerai. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas keuangan bisnis kita," kata Corporate Secretary PT Midi Utama Indonesia, Suantopo di Gedung Alfa Tower, Tangerang, Kamis, 16 Mei 2019.

Dari data yang diperoleh VIVA, pada 2018 lalu hanya 30 gerai yang ditambah, padahal pada 2017 terdapat penambahan 174 gerai dan 2016 terdapat 199 gerai Alfamidi.

Melihat hal itu, perusahaan tetap menumbuhkan inovasi dengan mendirikan entitas anak usaha yang mengoperasikan convenience store Lowson yang diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perseroan.

"Dengan kondisi yang ada tidak serta merta semuanya kita rem, kita lakukan inovasi untuk jaga bisnis kita. Salah satunya dengan kerja sama yang terbukti, pada tahun tersebut tetap mampu memperoleh laba," ujarnya.

Dari penetapan strategis tersebut, pihaknya mencatat pertumbuhan pendapatan konsolidasi sebesar 9,56 persen dari Rp9,77 triliun pada 2017 menjadi Rp10,70 triliun pada 2018 dengan laba Rp159,15 miliar dengan sebelumnya Rp102,81 pada 2017.

"Memasuki 2019 ini, kita juga akan membuka 100 gerai dengan kawasan utama Jabodetabek. Di sini pun kita masih lakukan pengereman karena kondisi ekonomi masih belum begitu membaik. Tapi, kita yakin dengan tren yang saat ini cukup bagus, pertumbuhan gerai dan bisnisnya pun akan bagus," ungkapnya.

Tren yang dimaksud yakni, dengan kondisi sebelumnya musim Pemilihan Umum yang berlanjut ke Ramadan serta, nanti event akhir tahun.

"Sejauh ini kuartal pertama pada 2019 kita catat Rp2,63 triliun atau tumbuh sebesar 12,69 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar Rp2,33 triliun," ungkapnya.

Sementara, untuk membukukan periode berjalan konsolidasian kuartal pertama pada 2019 sebesar Rp27,94 miliar atau meningkat sebesar 34,94 persen dibandingkan kuartal pertama 2018 sebesar Rp20,70 miliar.