Tiket Pesawat Mahal, Menteri Rini: Ada Batasnya, Harusnya Normal
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno buka suara soal masih mahalnya harga tiket pesawat jelang Ramadan dan Lebaran 2019. Kementerian Perhubungan sebelumnya telah memanggil sejumlah maskapai, mengimbau agar menyesuaikan harga tiket.
Menurut Rini, pihak maskapai pelat merah hanya mengikuti batas-batas tarif yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan. Selama tidak melewati tarif batas atas, menurutnya tak menjadi persoalan.
"Kita lihatnya begini, sekarang batasnya di mana. Selama BUMN, Garuda, tidak lewati batas yang ditentukan oleh Kemenhub ya harusnya normal-normal saja," ujar Rini usai Ratas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 3 Mei 2019.
Sampai saat ini, Rini mengaku belum tahu apakah batas atas yang baru sudah ditetapkan Pemerintah atau belum. Menurutnya, itu merupakan kewenangan dari Kementerian Perhubungan. "Itu tanya Kemenhub," kata dia.
Persoalan mahalnya harga tiket ini telah menjadi sorotan sejak awal tahun. Bahkan, hal ini menyebabkan tingkat hunian kamar hotel di Indonesia menurun karena mahalnya tiket pesawat khususnya penerbangan domestik.
Berdasarkan data BPS, TPK hotel dengan klasifikasi bintang pada Maret 2019 rata-rata 52,89 persen atau turun 4,21 poin dibanding Maret 2018 yang sebesar 57,10 persen. "Tingkat hunian kamar pada bulan maret tidak terlalu bagus," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, kemarin.
Menurut Suhariyanto, tingkat penghunian kamar hotel ini perlu jadi catatan karena wisatawan di Indonesia bukan hanya mancanegara melainkan juga wisatawan domestik. Jumlah penumpang angkutan udara 2019 hingga Maret disebut berada di bawah 2018 dan 2017.
"Jumlah penumpang angkutan udara domestik itu hanya sebesar 6,03 juta orang dibandingkan tahun lalu, 7,73 juta orang, turun sekitar 21,9 persen. Ini perlu perhatian apalagi sudah mendekati bulan Ramadan dan Lebaran," katanya. (mus)