Menkeu Perkirakan Penerimaan Negara Tumbuh 13,5 Persen pada 2020
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Presiden Joko Widodo memulai pembahasan ketersediaan anggaran dan pagu indikatif Tahun 2020 dalam rapat kabinet terbatas dengan para Menteri Kabinet Kerja. Proyeksi asumsi makro APBN 2020 pun mulai disusun.
Lantas bagaimana proyeksi penerimanaan negara pada tahun depan?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun membocorkan bahwa salah satunya memproyeksi pertumbuhan penerimaan akan berada di kisaran 10 persen hingga 13,5 persen.
"Kita lihat penerimaan nonmigas, kita juga lihat dari PNBP, terutama juga asumsi harga minyak dan kurs, tentu akan sangat berubah. Finalnya nanti kita lihat dalam proposal ke DPR bulan Mei," katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 22 April 2020.
Ia juga mengungkapkan fokus kebijakan APBN 2020 akan lebih ditekankan pada pembangunan sumber daya manusia tanpa mengesampingkan pembangunan infrastruktur, termasuk di daerah bencana.
Kementerian Keuangan terus berkoordinasi dan konsolidasi program-program pemerintah antarlembaga dan kementerian tidak tumpang tindih agar berdampak positif.
Mengenai belanja negara, dia memastikan defisit akan dijaga agar tidak membengkak. "Defisit berkurang sedikit, namun ada relokasi-relokasi. Pertama yang tadi disepakati Presiden [dan] Wapres adalah belanja barang harus dikembalikan ke baseline 2017.”
Hal itu dilakukan karena banyak belanja negara pada 2018 hanya fokus pada satu event atau perhelatan, misal, Asian Games, Asian Paragames, IMF World Bank Meeting, kemudian pemilu. “Itu kan tidak berulang, sehingga itu semua dihilangkan dan kita memiliki baseline bersih dari kegiatan yang sifatnya satu kali," ujarnya.