BPJT Perkirakan Biaya Pembangunan 6 Ruas Tol Dalam Kota Bakal Bengkak
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – Badan Pengelola Jalan Tol atau BPJT Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan, proyek enam ruas tol dalam kota tahap pertama bisa dioperasikan pada Oktober tahun ini. Meski begitu, biaya konstruksinya diperkirakan bakal meningkat.
Kepala BPJT, Danang Parikesit, mengungkapkan, meningkatnya biaya itu disebabkan pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia menganut konstruksi tahan gempa 1.000 tahun untuk tol yang berbentuk jalan layang atau elevated. Sehingga, hal itu memengaruhi biaya investasi pengerjaan proyek tersebut.
"Tahun ini memang akan dioperasikan, kalau enggak salah Oktober dari progres konstruksi mereka. Persoalan mereka memang konstruksinya eleveted jadi biayanya meningkat cukup tinggi karena kita menganut 1.000 tahun gempa," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat 5 April 2019.
Dampak dari meningkatnya biaya itu, lanjut Danang, akan turut memengaruhi naiknya perkiraan biaya tarif yang bakal dikenakan terhadap enam ruas tol tersebut dan perpanjangan masa konsesinya. Adapun peningkatannya dari biaya pembangunan proyek itu diperkirakan mencapai 10 sampai 15 persen.
"Memang angkanya di atas 10 sampai 15 persen, sehingga itu akan berikan dampak signifikan terhadap pengusaha dan tarif. Finalnya belum karena harus diteliti biayanya, karena perubahan desain atau biaya-biaya lain yang sebetulnya enggak perlu dimintakan," tutur dia.
Kendati demikian, Danang memastikan bahwa hal itu tidak akan mengganggu progres pengerjaan enam ruas tol tersebut. Sehingga, penyelesaiannya tetap bakal bisa disesuaikan dengan target yang dicanangkan pada 2022.
"Karena biaya konstruksi meningkat, tarifnya kemungkinan meningkat. Ini yang harus kita bahas, kita lapor pak menteri apakah dimungkinkan kenaikan tarif, atau mungkin diperpanjang masa konsesinya," tutur Danang.
Sebagai informasi, enam ruas tol dalam kota tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang terlampir dalam Peraturan Presiden No.3 Tahun 2016 maupun dalam Peraturan Presiden perubahan No.58 Tahun 2017. Berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Tahun 2014, pengerjaan proyek ini dibagi 3 tahap.
Tahap pertama meliputi Semanan-Sunter dan Sunter-Pulo Gebang sepanjang 30 kilometer. Tahap kedua rute yang akan dibangun adalah Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 km, dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,6 km. Tahap ketiga terdiri dari Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,7 km, dan Pasar Minggu-Kasablanka sepanjang 9,16 km.