Bank BUMN 'Kedap-kedip', Bank Daerah Diminta Biayai Jalan Tol
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit mengungkapkan, perbankan milik negara yang tergabung ke dalam Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara, sudah tidak mampu lagi untuk membiayai proyek pembangunan jalan tol di masa mendatang.
Penyebabnya, lanjut dia, biaya pengerjaan proyek-proyek tol sangat besar. Sedangkan pembiayaan proyek oleh Himbara terbatas.
"Sudah kedip-kedip dari kuning ke merah karena penyerapan atau pembiayaan infrastruktur untuk jalan tol sudah sedemikian banyaknya," kata dia di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.
Diutarakannya Bank Mandiri telah menanggung pembiayaan proyek tol sebesar 26,9 persen, atau senilai Rp30,2 triliun. Bank BNI juga telah memberi pinjaman Rp16,45 triliun, serta BRI sebesar Rp9,69 miliar.
Sementara itu, pembiayaan utang dari bank swasta yang turut serta dalam proyek pembangunan jalan tol masih sedikit. Hanya Bank BCA yang memberi pembiayaan sangat besar mencapai 23,47 persen atau senilai Rp16,86 triliun.
"Ada satu bank swasta yang cukup menonjol yaitu BCA, sangat komit membiayai ini. Kalau hanya andalkan bank-bank Himbara, saya kira sangat sulit ke depan kita memenuhi kebutuhan pembiayaan pinjaman untuk infrastruktur," tutur dia.
Karenanya, dia mendorong supaya perbankan lainnya ikut lebih aktif membiayai berbagai proyek infrastruktur jalan tol tersebut, terutama perbankan daerah. Sebab, ditegaskannya, bank daerah memiliki peran utama untuk mendistribusikan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah lainnya agar lebih merata.
"Saya ingin sekali mendorong bank daerah ini betul-betul terlibat di dalam program infrastruktur, karena bagaimana pun juga yang menikmati infrastruktur adalah masyarakat yang langsung merasakan dampaknya dari keberadaan infrastruktur itu," ujar Danang.