Transportasi Massal Jakarta Kurang, Kemenhub Kaji Penggunaan Tremway
- VIVA.co.id/Dusep Malik
VIVA – Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mengkaji pembangunan tremway di Jakarta. Itu ditujukan demi menunjang pergerakan masyarakat Ibu Kota yang sudah semakin padat.
Menurut dia, wacana pembangunan tremway itu tercipta karena pergerakan masyarakat Ibu Kota saat ini tidak lagi mampu ditampung oleh moda transportasi massal yang sudah ada, yakni MRT, LRT, busway, maupun Kereta commuterline.
"Misalnya Busway, kalau tadi 50 juta perpindahan orang, collapse itu busway, asli collapse. Kita sudah bicara tremway yang angkutannya lebih banyak," tuturnya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.
Dari perpindahan 50 juta penduduk tersebut, Bambang mengatakan bahwa Bus Transjakarta hanya mampu menampung sekitar enam juta orang, sementara MRT, hanya mampu 120 ribu orang. Karenanya, keberadaan moda transportasi massal lainnya di luar itu dikatakannya harus dibangun.
"Di Bogota yang sukses busway udah collapse kan. Dia sudah sampai tiga gandeng enggak bisa lagi. Jadi udah, pindah itu yang ada. Busway orang kita baru enam juta kok, pergerakan 50 juta, MRT ini kan paling berapa? 120 ribu, kecil, enggak ada apa-apanya, masih kurang kita," tegas dia.
Sebelumnya, Bambang mengatakan pembangunan tremway itu memang dirancang mengantisipasi lonjakan kebutuhan transportasi massal di Jakarta. Bambang menyebutkan tremway memiliki lima rangkaian dan bisa menampung 200 orang sekali angkut, sementara bus Transjakarta hanya bisa menampung 30-60 orang.
Rencana pembangunan tremway itu berdasarkan target peningkatan pengguna angkutan massal oleh masyarakat pada 2029 mendatang. Menurut Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek, minat masyarakat dalam menggunakan angkutan massal ditargetkan 80 persen. (sah)