Kisah Sukses Ibu Muda Bisnis Logistik di Tengah Booming Belanja Online

Maria Amanda dan karyawannya saat melakukan bisnis logistik.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Peluang usaha logistik semakin terbuka lebar usai tren belanja online booming beberapa tahun terakhir. Bahkan, berdasarkan data Kominfo terdapat 30 juta pembeli online di Tanah Air sepanjang 2018 atau tumbuh 12 persen setiap tahunnya.

Dari kondisi tersebut pelaku usaha logistik kelas UMKM pun ikut kecipratan rezeki dari jasa kirim mengirim barang. Seperti, Maria Amanda yang baru saja menekuni bisnis logistik selama dua tahun dan kini telah memiliki lebih dari satu kios.

Ia menceritakan, masuknya ke bisnis ini karena sering berbelanja melalui situs e-commerce dan media sosial. Dari aktivitasnya itu, terbesit ide untuk ikut terjun ke bisnis jasa pengiriman. Apalagi, sebagai seorang ibu, ia menginginkan bisa meluangkan waktu lebih bersama anaknya.

Pada April 2017, Maria memutuskan untuk membuka satu kios Lion Parcel di Pesanggrahan, Jakarta Selatan hanya dengan menaruh deposit Rp1 juta saja. Selain itu, dirinya harus memiliki tempat usaha yang dapat dipakai hingga dua tahun lamanya serta peralatan pendukung seperti komputer, internet dan keperluan lainnya. 

Mulanya, Maria hanya mendapat paket kiriman 5 kilogram per hari, kini kiriman yang harus ia tangani mencapai ratusan kilo setiap harinya. Itu sebabnya, dalam waktu yang sebentar itu ia sudah membuka kios lain di wilayah yang sama untuk melayani pengiriman konsumen.

Maria mengaku nama Lion Parcel memang merupakan pemain baru dan belum begitu dikenal masyarakat dibanding nama perusahaan logistik lainnya. Namun, justru itu yang membuat perusahaan tersebut memiliki peluang untuk tumbuh lebih besar. Ditambah lagi, bisnis jasa pengiriman memang tengah naik daun. 

“Pengiriman paket dan dokumen itu pasti setiap saat dibutuhkan, kemudian sifatnya juga continue,” kata Maria di Jakarta, Kamis 14 Maret 2019.

Tidak hanya Maria, Sanal Riyadi, pemuda berusia 29 tahun ini belakangan tengah disibukkan pengembangan bisnis logistik yang baru dirintisnya pada Juli 2017 lalu. Meski baru berjalan kurang dari dua tahun, omzetnya sudah mencapai puluhan juta per bulan. 

“Kakak saya sangat suka sekali belanja online, lalu saya melihat ada peluang di bisnis logistik dari perkembangan belanja online itu,” ujar Riyadi.

Pria lulusan sarjana Sastra Inggris dari salah satu universitas ternama di Jakarta itu mengaku awalnya ia bekerja di salah satu perusahaan asuransi yang cukup besar. Namun setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan tersebut, ia merasa kurang sreg.

“Pada Mei 2017 saya ditawari jadi agen logistik Lion Parcel, dan pada Juli 2017 saya langsung berhenti dan buka bisnis logistik,” katanya.

Saat memulai usaha sebagai Point of Sales (POS) Lion Parcel di Jakarta Timur, ia mengaku kesulitan, dan seluruh pekerjaan ia kerjakan seorang diri. Mulai dari mengukur berat, volume barang, hingga melakukan packing ulang agar barang terkirim lebih aman sampai di tujuan.

Rintangan lainnya adalah persaingan bisnis dengan pemain lain di bidang yang sama. Untuk itu, ia rajin mencari pelanggan yang menjajakan produk-produk secara online, agar memakai jasa pengiriman barang miliknya.

Berawal dari kirim barang hanya tiga kilogram, kekurangan saldo, mendapat barang yang reject-an, sudah dilalui Riyadi. Kini ia bangga memiliki usaha sendiri dengan pendapatan mencapai Rp40 juta per bulan.

Sejak dia membuka keagenan Lion Parcel banyak hal yang berubah, mulai dari sisi ekonomi, sisi sosial dan sisi kepribadian yang lebih mandiri. Ia juga sudah mampu menghidupi beberapa karyawan untuk administrasi, kurir, dan juga beberapa armada transportasi untuk pick up barang.

“Memang awalnya tidak mudah, tapi mimpi saya untuk berusaha lebih kuat sehingga saya yakin membangun bisnis ini. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil sih,” ujarnya.