Tingkatkan Kualitas Pekerja, Kominfo Contek Cara Perusahaan Global
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menjelaskan, upaya sejumlah perusahaan internasional seperti Google, Apple, dan IBM dalam melakukan rekrutmen pekerja, akan diadopsi pemerintah guna meningkatkan pendidikan vokasi dan sumber daya manusia di bidang digital teknologi.
Dia bahkan mencontohkan pola rekrutmen yang kerap dilakukan para perusahaan tersebut di era digital saat ini, yang sudah menggunakan cara-cara taktis dan informal dalam merekrut para pekerjanya.
"Google, Apple, IBM itu membuka penerimaan jalur rekrutmen untuk mereka yang drop out dari kuliah, di mana mereka tidak membutuhkan ijazah asal bisa lolos tes," kata Rudiantara di kantornya, kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa 12 Maret 2019.
"Kemudian enggak diperlukan CV, tapi akun sosmed. Karena ini lebih valid untuk melihat perilakunya calon pekerja ini," tuturnya.
Rudiantara menjelaskan, semua global tech company seperti Google dan Microsoft, memiliki akademi-akademi yang bagus di negaranya berasal. Apalagi, setiap akademi yang bagus itu ditunjang dengan silabus dan mata pelajaran yang kompeten.
"Ya sudah, bawa aja deh ke Indonesia, kita studi contek aja deh atau studi tiru daripada studi banding lama," ujarnya.
Kominfo bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Kemenristek Dikti, saat ini tengah berupaya membuat program pengembangan vokasi dan skill agar Indonesia bisa menghasilkan digital talent skill yang berketerampilan dan siap kerja.
"Kemudian siapa pesertanya? Pesertanya adalah, boleh lulusan SMK, boleh D3, boleh S1, yang penting usianya tidak boleh lebih dari 29 tahun," kata Rudiantara.
Dengan kebutuhan di bidang digital talent skill sebanyak 600 ribu orang, Rudi berharap setidaknya program ini akan mampu menghasilkan sekitar 20 ribu orang siap kerja di bidang tersebut.
Oleh karenanya, Rudiantara memastikan bahwa langkah ini akan dikoordinasikan lebih lanjut kepada pihak Kemenristek Dikti, guna memenuhi tingginya kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang digital talent skill tersebut.
"Tujuannya paling 20 ribu (orang lulusan), padahal kita butuhnya 600 ribu. Nah ini harus koordinasi dengan Kemenristek Dikti, antara saya sama Prof. Nasir," kata Rudiantara.
"Kominfo buat ini bukan kita mau produksi banyak, yang penting Indonesia punya template yang bisa sebarkan kepada korporasi agar mereka bikin CSR (guna menjalankan program vokasi serupa)," ujarnya.
Langkah ini sebelumnya pernah dilakukan Kominfo melalui pilot project pada 2018, dengan target rekrutmen sebanyak seribu orang SDM. Dengan 46 ribu pendaftar, akhirnya terpilih seribu orang yang lolos seluruh seleksi dan menciptakan 980 orang bakat berkeahlian yang telah tersertifikasi serta siap masuk dunia kerja di bidang digital teknologi. (art)