Kementerian BUMN Ungkap Porsi Kepemilikan Saham LinkAja Bisa Berubah

Logo LinkAja.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN memastikan peluncuran platform pembayaran digital LinkAja akan dilaksanakan pada 3 Maret 2019. Porsi kepemilikan saham di PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) selaku perusahaan pengelola LinkAja masih terus dimatangkan. 

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengemukakan bahwa PT Telkomsel memiliki porsi saham paling besar di LinkAja yaitu 25 persen berdasarkan kesepakatan awal. Kemudian disusul PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT Bank Negara Indonesia yang masing-masing 20 persen. Lalu, PT Bank Tabungan Negara 7 persen, PT Pertamina 7 persen, dan PT Jiwasraya 1 persen. 

Akan tetapi, lanjut Gatot, porsi saham itu masih bisa berubah tergantung prosesnya ke depan. 

"Nanti tergantung apa kesepakatan mereka, overall secara general seperti itu. (Tapi) nanti di lapangan akan seperti apa," kata Gatot usai menghadiri rapat koordinasi BUMN, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis malam 28 Februari 2019. 

Ia mengatakan, pangsa pasar dari LinkAja itu masih sangat besar. Kehadiran platform pembayaran baru ini dinilai lebih efisien karena membuat satu platform pembayaran yang dikelola bersama. 

"Daripada masing masing bank punya sendiri-sendiri, Mandiri sudah punya, BRI punya, BNI punya, jadi pas, Telkomsel juga punya T-cash, daripada masing masing promosi sendiri-sendiri," katanya. 

Ke depan, kata dia, tugas BUMN-BUMN itu adalah menarik pelanggan untuk melakukan pembayaran di semua transaksi melalui LinkAja. Dikatakannya, rencana peluncuran tersebut masih sesuai jadwal.

"Ya kan tanggal 3 Maret, sesuai jadwal," tuturnya. (art)