Kini Dana yang Berputar di Bursa Berjangka Bisa Ditampung BTN
- Dokumentasi BTN.
VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk menegaskan, terus membidik dana dari institusi atau lembaga selain dari nasabah ritel untuk meningkatkan dana pihak ketiga. Sehingga target-target kinerja tahun ini bisa tercapai
Di tengah ancaman ketatnya likuiditas, berbagai upaya pun dilakukan untuk memikat institusi, perusahaan ataupun lembaga untuk menggunakan fasilitas layanan perbankan yang disediakan. Termasuk giro, tabungan maupun menanamkan dananya di surat berharga atau deposito.
Awal tahun ini, salah satu perusahaan yang digaet Bank BTN adalah PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Sinergi antar BUMN itu dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerja sama atau PKS tentang Bank Penyimpan Dana Margin yang ditandatangani hari ini di Jakarta.
Dengan kerja sama ini, BTN wajib memberikan fasilitas penampungan dana margin, dana kliring dan dana jaminan kliring, serta pelaksanaan pembayaran penyelesaian transaksi, baik dengan menggunakan jasa perbankan elektronik maupun regular.
“Kerja sama ini sangat strategis bagi Bank BTN karena sebagai Bank Penyimpan Dana Margin, BTN dapat menampung dana-dana yang berputar di Bursa Berjangka dengan demikian dapat meningkatkan DPK, maupun pendapatan non bunga bagi Bank BTN,” kata Direktur Bank BTN, Oni Febriarto Rahardjo dikutip dari keterangan resminya, Selasa 27 Februari 2019.
Tidak hanya bermitra dengan KBI untuk pengelolaan dana margin, BTN juga dipercaya untuk kerja sama terkait pemanfaatan jasa dan produk jasa perbankan. Seperti menyediakan layanan perbankan bagi KBI dan karyawannya , pengelolaan dana operasional korporasi dalam bentuk giro maupun deposito, dan penyediaan fasilitas kredit atau pembiayaan korporasi dalam bentuk Kredit Investasi.
Kemudian, kredit modal kerja, kredit sindikasi, pengelolaan dana konsumer bagi karyawan dalam bentuk tabungan dan deposito. Serta, penyediaan fasilitas pembiayaan konsumer dalam bentuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, kredit ringan karyawan, kredit agunan rumah dan berbagai fasilitas lainnya.
“Dengan kerja sama ini, kami berharap bisa mengejar target DPK yang kami patok 2019 akan tumbuh sekitar 12-15 persen year on year, sementara khusus DPK Lembaga dan institusi kami targetkan bisa tumbuh dikisaran yang sama, terutama yang masuk ke giro dan deposito,” kata Oni.
Adapun tahun 2018 lalu, DPK total BTN tercatat sekitar Rp230 triliun, sementara DPK Lembaga yang terdiri dari giro, giro FLPP dan deposito berkontribusi sekitar Rp146 triliun. Pertumbuhan DPK Lembaga tercatat mencapai sekitar 19,77 persen dibandingkan 2017.
DPK Lembaga yang terkumpul di giro tumbuh dari sekitar Rp49,9 miliar pada 2017 menjadi sekitar Rp53,6 miliar pada 2018. Sementara pada periode yang sama deposito tumbuh sekitar 9,8 persen yoy dari Rp71,4 miliar menjadi Rp92,4 miliar
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KBI, Fajar Wibhiyadi optimistis, dengan adanya sinergisitas, akan meningkatkan kepercayaan para stakeholder dan investor di industri perdagangan berjangka komoditi. (lis)