Bonus Demografi Harus Jadi Kunci Hadapi Era Industri 4.0
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk, Anindya Novyan Bakrie menjelaskan, dalam rentang waktu 10-15 tahun ke depan, perkembangan revolusi industri 4.0 akan menjadi momentum yang sangat menarik, mengingat Indonesia juga akan menghadapi bonus demografi.
Sebab, pada saat yang sama, di mana ketidakpastian global diprediksi masih akan terjadi, sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan China, masih akan menghadapi berbagai masalah, yang justru akan menimbulkan kesempatan bagi negara lain untuk semakin berkembang.
"Seperti misalnya di AS, di mana perbedaan politiknya sangat tajam. China yang ekonominya melambat, tetapi justru Indonesia masih ada bonus demografi," kata Anindya di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 27 Februari 2019.
"Hal itu, tidak hanya akan membuat Indonesia cuma menjadi pasar, tetapi juga kunci untuk kita dalam berpartisipasi dalam perkembangan aplikasinya," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Anin itu menjelaskan, di tengah maraknya perkembangan industri 4.0 yang meniscayakan adanya peralihan di sektor teknologi, Indonesia sejatinya memiliki kesempatan yang sangat besar untuk ikut berkompetisi.
Sebab, sumber daya manusia Indonesia yang mulai melek teknologi, dibuktikan dengan maraknya perkembangan start up dan kemunculan unicorn-unicorn andalan Indonesia, sangat memungkinkan untuk meraih kesempatan berkompetisi dan unggul dalam kancah tersebut.
"Teknologi semua bisa bikin, tetapi apakah talentanya ada? Nah, kita beruntung dengan kenyataan bahwa kita punya keduanya," kata Anin.
Oleh karenanya, Anin berharap bahwa pemerintah juga bisa mendukung upaya dan langkah para anak bangsa, untuk menuju ke arah yang positif di tengah era revolusi industri 4.0 tersebut.
Salah satunya, adalah dengan membuat regulasi-regulasi yang bisa mengakomodir kepentingan dunia usaha. Sehingga, para anak bangsa yang hendak berkecimpung di bidang teknologi dan bidang lainnya di dalam industri 4.0 ini bisa terbantu dan berkembang sebagaimana mestinya.
"Upaya kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha harus terus dijalin. Karena, sejatinya pemerintah itu butuh pengusaha dan koperasi untuk berinvestasi. Sementara, kita (pengusaha) juga butuh iklim dunia usaha yang kondusif," ujarnya.