LRT Diprediksi Merugi, Alex Noerdin Ungkap Strategi Tekan Subsidi
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Light Rail Transit atau LRT Palembang sepi peminat. Moda transpotasi pertama di Indonesia itu belum dapat menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat metropolis, yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum lainnya.
Sepinya minat masyarakat memanfaatkan LRT ini, ternyata sudah diprediksi Gubernur Sumatera Selatan periode 2008-2018, Alex Noerdin. Dia tidak merasa heran, jika masyarakat masih memilih kendaraan pribadi dibandingkan naik LRT.
"LRT itu, memang sudah pasti sepi kalau cuma satu rute. Paling tidak, minimal ada empat rute, baru bisa LRT berkembang. Kalau sekarang kan, baru satu," ujar Alex, Kamis 21 Februari 2019.
Hingga kini, LRT Palembang, memang baru memiliki satu koridor, yaitu melayani perjalanan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II hingga ke kawasan Jakabaring Sport City.
Sementara itu, pada rencana awal, Alex yang merupakan aktor di balik pembangunan LRT menyebut mengajukan pembangunan untuk empat koridor. Tujuannya ialah, agar LRT benar-benar dapat mengalihkan pilihan transportasi masyarakat.
"Karena, waktu itu kebutuhannya cukup mendesak untuk keperluan Asian Games, jadi baru dibangun satu koridor, agar terkoneksi dari Bandara ke Jakabaring. Sekarang tambah tiga rute lagi, LRT pasti berkembang," ujar Alex.
Menurut Alex, di mana pun di dunia ini, ketika membangun fasilitas umum maka pemerintah berkewajiban mensubsidi transportasi publik tersebut. Meski begitu, tetap ada upaya bagi pemerintah agar dapat memperkecil kerugian dengan banyak hal.
Seperti LRT, jelas Alex, 13 stasiun yang ada bisa dikomersialkan. Kemudian, sebanyak 886 tiang LRT bisa jadikan lapak untuk perusahaan memasang iklan berbayar.
Kemudian, transit oriented development atau TOD di stasiun-stasiun yang memungkinkan itu bisa memperkecil subsidi. "Itu semua bisa dilakukan dengan peran pemerintah," jelasnya. (asp)