Polemik Harga Avtur, BPS: Volume Impornya Turun Tapi Nilainya Naik
- VIVAnews/Adri Irianto
VIVA – Harga bahan bakar pesawat, atau aviation turbine atau avtur, pada awal 2019, tengah menjadi sorotan publik, lantaran disebut-sebut memicu kenaikan harga tiket pesawat oleh sejumlah pihak. Bahkan, itu juga disebut-sebut akibat dari dimonopolinya penjualan avtur oleh PT Pertamina.
Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, berdasarkan data impor avtur yang dilakukan Pertamina, pada dasarnya volume impor avtur pada Januari 2019, menurun di banding posisi Desember 2018, meski secara nilai mengalami kenaikan.
Volume impor pada Januari 2019 tercatat 121,1 ribu ton, lebih rendah di banding posisi Desember 2018 sebesar 127,7 ribu ton. Lalu secara nilai, impor avtur pada Januari 2019 tercatat sebesar US$69,29 juta lebih rendah dibanding nilai Desember 2018 yang mencapai US$76,89 juta.
Meski demikian, jika dilihat berdasarkan tren sepanjang tahun, pada 2018 tren impor avtur secara volume cenderung mengalami penurunan, yakni dari posisi 1,54 juta ton pada 2017 menjadi 1,22 juta ton pada 2018. Sementara secara nilai cenderung alami kenaikan dari US$825,3 juta menjadi US$861,1 juta.
Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono menjelaskan, secara nilai, kenaikan tersebut bisa diperkirakan karena memang harga minyak dunia trennya sedang mengalami kenaikan. Namun jika secara volume mengalami penurunan dia tidak dapat memastikan secara spesifik penyebabnya.
"Itu ke Pertamina (alasan impor secara volume turun). Apakah ada kebijakan yang terkait avtur dan avgas ini kita enggak tahu. Pertamina yang meng-cover itu semua. Bisa dikonfirmasikan ke mereka," kata Anggoro saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 15 Februari 2019.
Meski begitu, dia memastikan, turunnya volume impor avtur tersebut bukan dipicu akibat jumlah wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang mengalami penurunan, lantaran ditegaskannya penurunan volumenya hanya sedikit.
"Ini tidak berkorelasi dengan pariwisata. Karena di tahun lalu juga pariwisatanya naik. Mungkin ada suatu kebijakan (yang menyebabkan impor avtur turun pada 2018), tapi kita tidak tahu. Mungkin bisa dikonfirmasi ke teman-teman di Pertamina," tutur dia. (lis)