Angka Pembatalan Penerbangan di Bandara Adisutjipto Melonjak Drastis
VIVA – Angka cancel flight atau pembatalan penerbangan di Bandara Adisutjipto meningkat drastis pada Januari 2019. Tercatat ada 1.046 penerbangan di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang mengalami cancel flight.
Menanggapi lonjakan cancel flight ini, General Manager (GM) PT. Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan bahwa fenomena naik drastisnya angka cancel flight adalah fenomena yang baru pertama kali dialaminya.
Pandu menyebut bahwa pada Januari 2018 memang terjadi kenaikan cancel flight namun hanya satu persen saja. Sedangkan pada Januari 2017 justru angka cancel flight menurun.
"Tahun 2019 ini yang fenomenanya saya belum tahu, terkait dengan adanya penurunan jumlah penumpang maupun airline di Adisutjipto. Secara riil kami memiliki data selama Januari 2019 mengalami penurunan penumpang cukup signifikan, 13 persen lebih, termasuk penerbangan cancel flight sebanyak 1.046 flight," ujar Pandu, Kamis 7 Februari 2019.
Pandu menjelaskan pihaknya hingga saat ini belum mengetahui pasti faktor utama dari meningkatnya angka cancel flight di Bandara Adisutjipto. Pihaknya pun terus mencari penyebab tingginya cancel flight di Bandara Adisutjipto.
"Ada beberapa faktor tapi saya kira bukan faktor utama. Diantaranya adanya airline yang menerapkan kebijakan bagasi berbayar. Kemudian adapula faktor cuaca," urai Pandu.
Ia menerangkan terkait adanya airline yang menerapkan kebijakan bagasi berbayar ini bukanlah faktor utama. Sebab, lanjut Pandu ada juga airline yang tidak menerapkan kebijakan tersebut namun angka cancel flight-nya tinggi.
Pandu mengungkap faktor cuaca pun bisa menjadi penyebab meningkatnya cancel flight di Bandara Adisutjipto. Pandu menjabarkan bahwa pada Januari merupakan puncaknya musim hujan.
Pandu pun menilai bahwa pada Januari merupakan masa low season. Sehingga bisa pula faktor itu menjadi penyebab naiknya angka cancel flight.
"Kondisi cuaca ekstrem karena Januari masuki puncak musim hujan. Saya punya kebijakan jika visibility pilot kurang dari 1.000 meter maka otoritas bandara close runway. Ini demi keselamatan penerbangan. Karena panjang landasan hanya 2.200 meter, cukup berisiko jika pilot memaksakan landing. Juga masa low season, banyak faktor," urai Pandu.
Pandu menambahkan jika pihaknya optimis angka cancel flight ini akan menurun pada Februari. Hal ini berkaitan dengan kondisi Yogyakarta yang tergantung pada pariwisata akan banyak menyedot wisatawan, terlebih ada hajatan Jogja Heboh yang digelar sejak 1 hingga 28 Februari 2019.
"Jadi saya kira ini fenomena yang perlu disikapi bersama. Tapi kami yakin bulan-bulan berikutnya jumlah penumpang kembali meningkat. Di Februari juga ada event Jogja Heboh selama sebulan penuh. Ini cukup membawa angin segar karena penumpang kembali naik. Februari-Maret kami rasa kembali normal," ujarnya. (ren)