Optimis Pelaku Usaha Turun di Akhir 2018 dan Awal 2019
- VIVA.co.id/Arrijal Rachman
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi bisnis di akhir 2018, mengalami penurunan. Itu tercermin dari Indeks Tendensi Bisnis atau ITB di kuartal IV-2018, yang hanya sebesar 104,71 atau turun dari posisi kuartal III-2018 yang sebesar 108,05.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, meski optimisme tersebut turun, namun kondisi bisnis pada periode tersebut cenderung masih baik. Tercermin dari nilai indeks yang masih di atas 100, serta salah satu komponen ITB, yakni indeks rata-rata jumlah jam kerja masih naik, yakni dari 102 ke 102,40.
"Masih di atas angka 100 masih bagus, tetapi optimismenya agak turun, karena pada kuartal III kemarin 108, tetapi kuartal IV ini 104,71. Jadi, masih di atas 100, masih bagus, tetapi ada penurunan optimisme," kata dia di kantornya.
Di samping itu, kata dia, turunnya optimisme itu juga tercermin dari dua komponen ITB lainnya, yakni Indeks Pendapatan Usaha dan penggunaan kapasitas usaha yang masing-masing turun dari 111,36 menjadi 106,25 serta 110,80 menjadi 105,49.
Sementara itu, lapangan usaha yang masih memberikan optimisme bagi pelaku usahanya di penghujung 2018 itu, dikatakannya, yakni administrasi pemerintahan, pertanahan, dan jaminan sosial wajib dengan nilai 122,58, transportasi dan pergudangan 118,90, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial 118,79.
Sedangkan yang menurun optimismenya pada periode itu, atau nilai indeksnya di bawah 100, dikatakannya, yakni industri industri pengolahan 98,06, pertambangan dan penggalian 97, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan 95,34.
Pesimisme pelaku usaha tersebut pun dikatakannya berlanjut hingga awal 2019. Dia mengatakan, indeks ITB untuk perkiraan kuartal I-2019, turun lagi, yakni ke 103,53. Di mana, lapangan usaha yang menguatkan pesimisme itu yakni, jasa lainnya dengan nilai 96,64, pertambangan dan penggalian 96,01, serta administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib dengan nilai 91,94.
"Kalau kita lihat, terutama terkonfirmasi dari luar, bahwa banyak proyeksi dari lembaga internasional yang prediksi perekonomian global 2019, merupakan yang tidak mudah dilalui. Masih ada perang dagang, masih ada jatuhnya harga berbagai komoditas, sehingga membuat indeks order dalam negerinya diperkirkan dibawah 100, yakni 99,04," ungkapnya.
Meski begitu, dia juga mengungkapkan, setidaknya terdapat tiga lapangan usaha yang masih memiliki optimisme tinggi terhadap kondisi bisnis di kuartal-I 2019, yakni jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan nilai 118,09, real estate 116,28, serta jasa keuangan dan asuransi 115,23.