Triliunan Dana Dikucurkan, Desa Tertinggal RI Terpangkas Signifikan

Membuat saluran air, salah satu inisiatif warga untuk pengelolaan Dana Desa.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Program bantuan dana desa, terbukti efektif dalam mempercepat pembangunan. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, terjadi pengurangan yang cukup signifikan terhadap jumlah desa tertinggal sejak 2014 hingga 2018.

"Hasil survei BPS menunjukkan, terjadi pengurangan desa tertinggal dari 2014, sebanyak 19.750 menjadi 13.232 desa di 2018," ungkap Direktur Pengelolaan dan Penyediaan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi, Siti Meiningsih di Palembang, Senin 4 Februari 2019.

Menurut Siti, dengan bantuan dana desa yang dimanfaatkan secara maksimal, maka dapat meningkatkan produktivitas masyarakat di desa. Sehingga, bisa menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Hal itu dapat dicapai dengan membangun jalan desa dan jembatan desa sebagai penghubung, sekaligus membuka keterisolasian, membangun embung, irigasi, dan pasar.

Selain itu, juga ada BUMDes untuk meningkatkan produktivitas masyarakat desa. Lalu, ada juga pembuatan drainase, saluran air bersih, polindes, dan MCK demi meningkatkan kualitas hidup di pedesaan. 

"Hal itu, tentunya dilakukan dengan bersama pendamping desa. Namun, memang harus diakui bahwa berbagai program yang dilakukan ini belum sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah, terutama di Sumatera Selatan," ujarnya.

Siti menjelaskan, angka kemiskinan di Sumatera Selatan, masih tergolong cukup tinggi, khususnya di desa. Walaupun tren angka kemiskinan mengalami penurunan, tetapi belum dianggap signifikan.

Berdasarkan data dari Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharan atau DJPb Sumatera Selatan, hingga 29 Oktober 2018, alokasi Dana Desa tahap III baru tersalurkan pada empat Kabupaten/kota, yaitu Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, dan Prabumulih.

"Masih kecil kucurannya di tahap III ini, karena sebagian besar desa belum memberikan laporan hasil pengerjaan atau penggunaan dana di tahap II lalu," jelasnya.

Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Anwar Sanusi menerangkan, di Indonesia saat ini ada 74.957 desa yang memiliki karakter berbeda-beda. Untuk dana desa yang dikucurkan dari 2014 sampai 2018 sendiri, sudah lebih dari Rp270 triliun.

"Dana desa manfaatnya memang besar, tetapi kalau tidak diawasi arahnya bisa berbelok. Di desa-desa ada pembangunan, bukan hanya untuk masyarakat, tetapi digunakan untuk pribadi. Untuk itu, perlu diawasi," tambah Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Mawardi Yahya. (asp)