Penerimaan Relatif Stabil, Investor Mulai Lirik Sektor Pariwisata RI
- Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id
VIVA – Ekonom sekaligus Chairman Mandiri Institute, M. Chatib Basri menegaskan bahwa saat ini, para investor tidak hanya melihat peluang investasi di Indonesia pada sektor komoditas saja, sebagaimana yang terjadi di iklim-iklim investasi sebelumnya.
Namun, sejumlah sektor yang dinilai berkembang sangat massif dalam beberapa tahun terakhir, seperti misalnya di sektor industri kreatif, saat ini juga sudah menjadi incaran para investor tersebut.
"Sekarang kalau investor datang ke sini, mereka tidak hanya melihat batu bara, kelapa sawit, dan komoditas lainnya, tetapi juga melihat industri kreatif. Termasuk, sektor pariwisata dan digital technology," kata Chatib di acara Mandiri Investment Forum 2019, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 30 Januari 2019.
Chatib pun membeberkan fakta yang menjadi latar belakang, semakin diliriknya sektor pariwisata oleh para investor tersebut. Salah satunya adalah faktor penerimaan yang relatif lebih stabil, dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
"Karena, sektor pariwisata penerimaannya relatif stabil. Jadi, sumbangan yang paling cepat dan multiplier efek-nya juga lebih cepat, ya dari sektor pariwisata tersebut," ujarnya.
Chatib menjelaskan, penerimaan dari sektor pariwisata memiliki potensi yang cukup besar, baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik. Hal itu, menurutnya, merupakan akibat dari peningkatan jumlah kelas menengah di masyarakat, dalam rentang waktu 15 tahun terakhir.
"Itulah yang sebenarnya membuat Bank Mandiri melihat bahwa (sektor pariwisata) ini sebagai potential market yang sangat besar sekali. Dipastikan, nantinya akan ada perubahan pola permintaan, dari kebutuhan menjadi keinginan," kata Chatib.
"Maka, seharusnya kita juga mempersiapkan sumber daya manusianya seperti apa, guna mengikuti perubahan yang terjadi dan memanfaatkan peluang di sektor pariwisata tersebut," ujarnya.