Burhanuddin Abdullah: Masalah Ekonomi RI Masih Sama, Bensin dan Beras

mantan Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah.
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA – Permasalahan ekonomi Indonesia dinilai masih sama sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Dua persoalan itu adalah terkait komoditas yaitu bensin dan beras yang dinilai masih akan berlanjut sampai 2022.

Hal itu diungkapkan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah di acara ulang tahun Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-64. Pemikiran itu sebelumnya merupakan tulisan dari mantan Menteri Keuangan Indonesia, Frans Seda yang dibahas saat ulang tahun ISEI ke-50.

"Waktu itu, kita mengumpulkan tulisan para senior, dibuatlah buku besar 1.000-an halaman dari kumpulan makalah pilihan. Saya ada satu makalah yang masih saya ingat. Judulnya 'Masalah Kita Bensin dan Beras' itu tulisan pak Frans Seda tahun 1962," kata Burhanuddin di kantor ISEI, Jakarta, Senin 28 Januari 2019. 

Ia pun berpesan, masalah ini harus menjadi pemikiran bersama seluruh anggota ISEI dan pemerintah untuk berkontribusi membangun Indonesia. Sebab, persoalan ekonomi itu dinilai masih akan terus berlanjut. 

"Saya kira itu sampai 2022 itu belum akan berubah, masalah kita itu bensin dan beras, itu satu soal yang menurut saya harus dipikirkan oleh ISEI," kata mantan menteri Koordinator Bidang Perekonomian ke delapan itu. 

Turut hadir di acara tersebut sejumlah pejabat seperti Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Inarno Djayadi hingga ekonom. 
 
Hal senada juga disampaikan oleh Perry Warjiyo. Menurutnya, perekonomian Indonesia memang masih bergantung kepada komoditas sejak 1970-an sampai saat ini. Hal ini menjadi tantangan Indonesia dalam mengelola perekonomian ke depan. 

"ISEI bisa perkuat ekonomi kita, bagaimana menggabungkan dari pendekatan agregat demand ke suplai, pandangan moneteris, strukturalis dari tahun 70 sampai sekarang, ekonomi kita sangat tergantung komoditas," kata Perry. (art)