Masuk Tahun Politik, Indonesia Masih Menarik di Mata Investor
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Head of Mandiri Institute, Moekti Soejachmoen mengatakan, berdasarkan kondisi pasar modal Indonesia pada 2018, terbilang masih cukup bagus dibanding beberapa negara Asia lainnya. Maka tahun inipun, pihaknya mengaku optimistis akan hal serupa.
Moekti, bahkan menilai, meskipun Indonesia menghadapi tahun politik di 2019, kondisi perekonomian menunjukkan sejumlah indikasi positif. Karenanya investor masih menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi.
“Karena kalau kita lihat, pasar modal Indonesia masih lebih bagus dibanding beberapa pasar di Asia. Ketika Tiongkok turun 25 persen, Indonesia hanya minus 2,5 persen," kata Moekti, di kantornya, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin 21 Januari 2019.
"Jadi, ini menggambarkan bahwa Indonesia masih merupakan tujuan investasi yang menarik bagi investor,” tambahnya.
Moekti menjelaskan, meskipun terjadi penurunan mencapai minus 2,5 persen pada capital market Indonesia pada 2018 kemarin, namun hal itu tak membuat Indonesia diacuhkan oleh para investor.
Bahkan, Moekti menilai jika Indonesia merupakan salah satu pasar yang masih sangat diperhatikan oleh para investor asing, karena dinilai masih sangat prospektif untuk berinvestasi setelah China dan India.
“Setidaknya, kalau dilihat dari global capital, ada sekitar 5,1 persen dari inflows yang masuk ke emerging market di Asia itu masuknya ke Indonesia,” kata Moekti.
Moekti menjelaskan, meskipun sejumlah sektor mengalami pertumbuhan negatif di 2018 kemarin, tetapi pihaknya memprediksi bahwa di 2019 ini hampir semua sektor akan bergerak menghijau.
Meski demikian, lanjut Moekti, pihaknya tak menampik bahwa di sektor transportasi dan crude palm oil (CPO/kelapa sawit) diprediksi akan bergerak ke arah negatif. Hal itu salah satunya, karena menurunnya harga CPO di pasar global. (asp)