Hero Tutup Banyak Gerai, Apindo Akui Gempuran E-Commerce Makin Berat
VIVA – Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menilai, sejumlah gerai ritel mulai berguguran, lantaran persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini baru saja dialami oleh salah satu raksasa ritel Indonesia, PT Hero Supermarket Tbk, atau Hero yang menutup 26 toko.
Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani mengatakan, selain persaingan ritel yang semakin ketat, perilaku pembeli saat ini sudah mulai berubah. Khususnya, dari yang membeli di ritel konvensional, beralih ke toko online alias e-Commerce.
"Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa belanja e-Commerce ada pengaruhnya. Semakin lama, trennya semakin banyak," kata Hariyadi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin 14 Januari 2019.
Ia pun mengakui, fenomena ini dapat merupakan tantangan yang berat para pengusaha sektor ritel. Selain persaingan sesama ritel konvensional, pengusaha saat ini juga dihadapkan dengan pesaing dari ritel online.
"Lalu, juga yang perlu kami lihat adalah dari daya beli masyarakat, ada pengaruhnya di sana. Jadi, ini semua mengakibatkan beberapa ritel itu enggak bisa bertahan," katanya.
Ia juga mencontohkan, hal itu terjadi pada gerai Seven Eleven yang tutup beberapa waktu lalu, karena persaingan usaha.
"Sevel yang tutup, karena salah satu yang memukul mereka enggak boleh jualan bir. Padahal, orang-orang ke sana sambil minum-minum," katanya.
Dengan demikian, ia menegaskan, persaingan yang ketat adalah salah satu alasan kuat kenapa banyak ritel konvensional yang berguguran, sehingga beralih ke bisnis e-Commerce.
"Kemungkinan itu (beralih ke e-Commerce). Karena kan, orang pada akhirnya mencari efisiensi. Dan, itu semua terjadi, karena enggak bisa bertahan dalam persaingan," katanya. (asp)