Jadi Campuran Aspal, Petani Diminta Tingkatkan Kualitas Karet
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA – Pemerintah tengah mengupayakan peningkatan serapan produk karet dalam negeri demi mendorong harga karet yang saat ini terus jatuh, bahkan sempat menyentuh harga Rp3.000 sampai Rp4.000 per kilogram. Untuk itu, peningkatan kualitas produksi karet menjadi sorotan pemerintah agar sesuai kebutuhan industri.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang, menjelaskan, saat ini fokus penyerapan karet yang ditujukan pemerintah adalah untuk pencampuran aspal. Karenanya, Kementerian Pertanian akan mendorong petani supaya meningkatkan kualitas produksi karet sesuai spesifikasi yang dibutuhkan untuk pengolahan aspal.
"Jadi tinggal kita tingkatkan lagi kualitas mutu itu supaya sesuai dengan kebutuhan pasar dalam negeri," kata Bambang saat ditemui usai rapat koordinasi karet di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 11 Januari 2019.
Menurut dia, dengan kualitas yang baik dan sesuai spesifikasi industri domestik untuk pencampuran aspal, maka harga karet bisa terdongkrak Rp4.000 sampai Rp5.000 per kilogramnya. Dengan begitu, harga karet diperkirakan bisa kembali normal di kisaran Rp9.000 sampai Rp10.000 per kilogramnya.
"Jadi masih terbatas petani yang melakukan (peningkatan kualitas) itu, sekitar 90 ribu ton di Sumatera Selatan, nasional 220 ribu (ton). Dengan peningkatan mutu bokar (bahan olahan karet rakyat) itu menjamin peningkatan harga Rp4.000 sampai Rp5.000 per kilogram," ungkap dia.
"Tinggal volumenya dan wilayah sebaran yang harus kita tingkatkan, mutunya yang perlu kita tingkatkan. Jadi tinggal kita tingkatkan lagi kualitas mutu itu supaya sesuai dengan kebutuhan pasar dalam negeri," ujarnya.
Dia menambahkan, peningkatan mutu kualitas produksi karet itu merupakan kerjaan lintas kementerian, di mana Kementerian Pertanian mendorong petani untuk meningkatkan kualitas produksinya. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta industri-industri penyerap olahan karet untuk menjamin peningkatan serapan penggunaannya.
"Pelaku usaha yang akan beli, tetapi kita dorong petani-petani menghasilkan dengan spesifikasi itu, supaya sesuai dengan yang akan dibeli oleh perusahaan. Dan ternyata kualitas aspal yang dibuat dengan campuran bahan karet itu jauh lebih bagus dibanding sebelumnya, tetapi kesadaran para pihak untuk memanfaatkan itu yang belum," tutur Bambang. (art)