Merasa Kesulitan Mencari Kerja, Mungkin ini Penyebabnya

Ilustrasi mencari pekerjaan.
Sumber :
  • bullseyerecruiting.net

VIVA – Drama di dunia kerja, akan terus berlanjut sampai seseorang diterima bekerja di perusahaan yang diinginkan. Tak jarang, proses melamar kerja dibanjiri oleh air mata, rasa tertekan, bahkan stres karena persaingan kerja yang tinggi.

Jumlah pencari kerja tak sebanding oleh jumlah lowongan kerja yang memadai. Akibatnya, banyak sarjana yang terpaksa menganggur selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya.

Sulit mencari kerja biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Untuk itu, kenali faktor-faktor yang menyebabkan Anda sulit mendapat pekerjaan. 

Berikut ini, berbagai cara agar perburuan kerja segera membuahkan hasil seperti dikutip dari Cermati.com, pada Jumat 28 Desember 2018:

1. Jaringan yang terbatas

Selain melalui media sosial atau internet, informasi lowongan kerja biasanya disampaikan dari mulut ke mulut, seperti oleh karyawan, manajer, atau CEO di perusahaan. 

Jika Anda kekurangan jaringan (networking), informasi lowongan kerja yang didapat semakin minim, sehingga kesempatan berkarier semakin kecil. Untuk itu, perluas networking Anda, baik dengan orang-orang yang sudah dikenal maupun tidak dikenal. 

Sebab, sebuah kesuksesan terkadang malah datang dari orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya. Jadi, bertemanlah dengan siapa saja.

2. Kurang mampu berkomunikasi

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, apabila dirinya mampu membangun percakapan dua arah secara sempurna, sehingga informasi tersampaikan secara tepat dan akurat.

Tentunya, dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi agar Anda mampu berkomunikasi dengan baik, terutama dengan orang-orang yang belum dikenal. Sebab, dalam dunia kerja, Anda akan bertemu orang-orang baru. Sehingga, komunikasi sangat penting untuk menjalin kerja sama yang menguntungkan bagi perusahaan.

3. Lapangan kerja yang terbatas

Jumlah lapangan kerja dan tenaga kerja di Indonesia tidak sebanding. Perbandingannya berkisar 1:3, jadi wajar jika pengangguran bertambah banyak setiap tahun.

Agar tidak kalah saing, Anda perlu mengasah kemampuan pada materi-materi yang diujikan saat melamar kerja, terutama psikotes. Sebab banyak pelamar yang sering gagal pada tahap paling awal ini, padahal masih banyak tahap lain yang harus dilewati.

4. Penulisan CV kurang menarik

Informasi seperti nama, tempat/tanggal lahir, dan riwayat pendidikan memang penting, tetapi sudah terlalu dasar, sehingga kurang menarik dalam lembar CV. Sebaiknya, tambahkan informasi yang membuat Anda diperhitungkan oleh perusahaan, seperti personal skill, prestasi, ataupun pengalaman kerja.

Usahakan informasi yang disampaikan relevan dengan posisi kerja yang dilamar, sehingga keduanya tetap sinkron satu sama lain. Tulis CV secara singkat, padat, jelas, dan tentunya detail agar pihak perusahaan maupun HRD tertarik untuk membacanya.

5. Kurang siap saat wawancara

Jangan sesekali melakukan kesalahan saat wawancara, karena tahap ini adalah tahap yang menentukan nasib Anda di perusahaan. Lakukan persiapan secara matang, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan profil perusahaan, motivasi kerja, dan kemampuan komunikasi.

Hindari sikap gugup atau takut, karena hal ini akan berdampak pada performa Anda selama sesi wawancara. Jika Anda sudah mulai takut atau gugup, sebaiknya tarik napas panjang, agar Anda bisa lebih rileks menghadapi lawan bicara saat wawancara kerja.

6. Terlalu aktif di media sosial

Apa hubungannya? Tanpa disadari, kepribadian Anda akan tercermin lewat konten yang diunggah di media sosial, baik gambar ataupun caption yang dituliskan. Seseorang dapat dikatakan friendly, apabila dia memiliki teman yang banyak, dan sebaliknya.

Seseorang dapat dikatakan bijak apabila caption yang dituliskan dapat menginspirasi orang lain. Jadi, jangan sekali-kali mengunggah curhatan pribadi di akun media sosial Anda, ya.

Namun ingat, unggahan di sosial media tetap harus dibatasi untuk menghindari kesan “panjat medsos” seperti yang terjadi dewasa ini. Sebab perusahaan mencari orang yang memiliki kualitas kerja, bukan popularitas semata di media sosial.

7. Terlalu memilih-milih pekerjaan

Sebagian besar generasi millenial terlalu memilih-milih pekerjaan, tetapi tidak memperhatikan kualitas dirinya terlebih dahulu. Mereka ingin loncatan karier yang tinggi, sedangkan pengalaman kerja tidak memadai. Akibatnya, perusahaan pun menolak lamaran yang diajukan.

Perlu diingat, batu loncatan dalam karier akan terus meningkat jika Anda mampu memberi kontribusi maksimal kepada perusahaan. Jadi, jangan malu untuk memulai segala sesuatu dari bawah dulu sebelum akhirnya meloncat ke atas.

8. Mudah putus asa

Jika Anda tidak memenuhi kualifikasi pencarian karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan, jangan cepat putus asa. Sebaiknya, giatlah mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang Anda, baik dari segi pendidikan, skill, maupun usia. 

Hal itu, agar surat lamaran kerja tidak ditolak melulu dan sebaiknya jatuhkan lamaran pada posisi yang tepat atau sesuai. Hindari melamar kerja pada posisi yang terlalu tinggi, apalagi jika Anda belum memiliki pengalaman yang cukup di bidang tersebut. (asp)