Alasan Mengapa Rupiah Tetap Melemah Meski BI Tahan Suku Bunga

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, Bank Indonesia, berada di level Rp14.499 per dolar AS hingga kemarin. Nilai itu melemah 119 poin atau 0,83 persen dari kurs hari sebelumnya di level Rp14.380.

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia atau AAEI, Reza Priyambada mengatakan, pasca diumumkannya kenaikan suku bunga The Fed, laju rupiah cenderung berbalik melemah. Adanya RDG-BI yang menyampaikan tingkat suku bunga acuan tetap dipertahankan di level 6 persen, menjadi kurang kuat menahan pelemahan tersebut.

Padahal pergerakan dolar cenderung melemah dengan adanya keputuan The Fed tersebut, karena adanya kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed dinilai tidak membawa perubahan yang positif bagi perkembangan ekonomi AS. Perekonomian negeri paman sam itu pun cenderung melambat.

"Ditambah lagi masih adanya potensi perang dagang antara AS dan Tiongkok, yang telah melemahkan perkembangan industri manufaktur di antara keduanya," kata Reza dalam pesan tertulisnya, Jumat 21 Desember 2018

Sementara itu, adanya berbagai sentimen positif lain seperti misalnya perkiraan OJK terkait membaiknya pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan di 2019, hingga perkembangan ekspansi perbankan yang mengarah ke digital terkini, tampaknya kurang kuat mengangkat rupiah.

"Prediksinya diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 14.504-14.489. Pergerakan Rupiah masih berada di sekitar area middle bollinger band dan cenderung mencoba bertahan dari potensi pelemahannya," kata Reza.

Meski demikian dalam jangka pendek diharapkan keputusan BI yang tetap mempertahankan level 7 Days Repo Rate di level 6 persen tidak terlalu ditanggapi negatif berkelanjutan. Seiring dengan pergerakan dolar yang juga sedang bergerak turun karena adanya penilaian outlook ekonomi AS yang cenderung melambat.

"Dengan kondisi dolar yang cenderung melemah dharapkan dapat dimanfaatkan rupiah untuk dapat bergerak lebih positif. Meski demikian, tetap waspadai berbagai macam sentimen dan waspadai adanya sentimen yang dapat membuat laju rupiah kembali melemah," ujarnya. (hd)