Energi Baik PGN untuk Makanan Sehat Berkualitas Ekspor

VIVA – Tren hidup sehat, telah menjadi bagian gaya hidup masyarakat di kota-kota besar di Indonesia. Selain pola makan yang sehat, makanan yang disantap pun mulai beralih ke menu yang sehat. Mulai dari mengurangi karbohidrat, menghindari makanan berlemak, serta memperbanyak sayur dan buah.

Saat ini, edamame menjadi pilihan makanan sehat yang dikonsumsi banyak kalangan. Edamame atau Kedelai Jepang, adalah kacang kedelai yang masih berada di dalam polongnya.

Edamame masuk dalam kategori sayuran, bukan varian tanaman kacang-kacangan. Edamame merupakan sumber protein nabati. Dalam satu edamame mengandung vitamin K, mangan, asam folat, vitamin C, zat besi, magnesium, fosfor, dan kalium.

Bagi ibu hamil, kandungan edamame bisa menjadi pelindung ibu dan janin dari radikal bebas.

"Saat hamil, saya makan edamame, sekarang menyusui juga (makan edamame). Perlu, karena ASI (Air Susu Ibu) jadi lancar, banyak, dan bayi senang. Sekarang rutin setiap minggu," kata Ashfiyatul Mardiyatillah, seorang ibu rumah tangga, saat ditemui VIVA di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu 12 Desember 2018.

Ibu satu anak itu menuturkan bahwa edamame yang ia makan biasanya dimasak dengan cara dikukus untuk dijadikan camilan.

Cukup mudah mendapatkan edamame, karena sejumlah pasar modern menjualnya dengan bebas. Malah di sejumlah restoran Jepang di Jakarta, edamame menjadi menu wajib, yang biasanya disajikan dengan sup atau untuk rebusan.

Produk unggulan

Salah satu produsen dan eksportir terbesar edamame di Indonesia adalah PT Kenkyo Foods Tech Industry. Edamame menjadi produk unggulan dari pabrik yang berada di Kawasan Industri Tambak Aji Semarang, Jawa Tengah itu. Bahkan, diolah dalam bentuk yang berbeda, menjadi Mukimame (biji edamame siap makan) dan Edamame Tenpura.

Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Hong Kong, Lebanon, Thailand, dan Jepang telah menjadi pelanggan tetap produk edamame dari PT Kenkyo.

Tingginya permintaan baik dalam maupun luar negeri memaksa pabrik perlu melakukan penambahan hasil panen dan kapasitas produksi pabrik. Untuk memenuhinya, PT Kenkyo menjalin program kemitraan dengan petani di Temanggung, Jawa Tengah, untuk membudidayakan Kedelai Jepang. Sedangkan kapasitas produksi pabrik terbantu berkat efisiensi dari bahan bakar gas bumi PT Perusahaan Gas Bumi Tbk (PGN) yang digunakan.

"Kami sebelumnya menggunakan solar. Biaya produksinya tinggi dan membengkak. Sekarang adanya gas PGN, bisa hemat sampai 30-40 persen dari total pembelian bahan bakar dan biaya operasional pabrik," ungkap Manager HRD dan Pengadaan PT Kenkyo Foods Tech Industry, Wingit Wimbo Wiyono.

Sejak 2016, PT Kenkyo telah menjadi salah satu pelanggan dari PT PGN (Persero). Kapasitas pasokan gas bumi ke PT Kenkyo mencapai 15 ribu meter kubik per bulannya.

"Kami bisa berhemat dengan menggunakan gas bumi PGN. Makanya, tahun 2019, kami akan menggunakannya untuk pabrik kami yang ada di Temanggung, di mana kapasitas produksinya 3-4 kali dari yang di Semarang ini," tutur Wingit.

Gas Compressed Natural Gas (CNG) yang dialirkan dari Pressure Reducing Station (PRS) Tambak Aji Semarang ke PT Kenkyo digunakan untuk proses memasak edamame.

Hasilnya berbeda dengan bahan bakar yang digunakan sebelumnya. Kualitas kalori edamame lebih baik dan stabil. Mereka juga menggunakan gas bumi untuk proses sanitasi pabrik.

"Kami bisa menjaga kestabilan nilai kalori gas bumi guna menunjang proses pengolahan edamame, yang menjadi produk unggulan PT Kenkyo. Dan, yang jelas bisa menghemat biaya operasional mereka," kata Heri Frastiono, selaku Sales Area Head PGN Semarang kepada VIVA, Jumat 14 Desember 2018.

Secara berkala, PT PGN melakukan edukasi untuk pengoptimalisasian peralatan gas milik PT Kenkyo, serta memberikan layanan terkait informasi-informasi seputar gas bumi.

Untuk Kawasan Industri Tambak Aji Semarang, PGN menyiagakan sejumlah petugas di PRS Tambak Aji Semarang, untuk melayani 13 pelanggan industri selama 24 jam nonstop. Hal tersebut sebagai bentuk dukungan PT PGN dalam rangka meningkatkan petumbuhan ekonomi nasional.