Perang Dagang Makin Panas, RI Siap Tarik Relokasi Investasi dari China
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Pemerintah meyakini, pelaku usaha dalam negeri di China sudah mulai bersiap untuk melakukan relokasi industrinya ke negara-negara Asean termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan semakin tidak pastinya ujung dari perang perdagangan antara China dengan Amerika Serikat.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution memastikan, aksi relokasi tersebut akan dilakukan setelah KTT G20 yang digelar pada 30 November sampai 1 Desember 2018 di Argentina itu selesai.
Sebab, kata dia, momentum itu ditunggu-tunggu oleh pelaku usaha global apakah Presiden AS Donald Trump akan duduk bersama dengan Presiden China Xi Jinping untuk meredakan tensi perang dagang di momentum pertemuan itu.
"Semua sedang bujuk-bujuk. Kalau jadi mudah-mudahan dia agak mereda ke depan. Mudah-mudahan Trump Xi Jinping damai, tapi kalau ini di Argentina gagal, orang akan bergerak (dari China). Karena hopeless tetap di China, dia akan susah (karena perang tarif)," tegasnya dalam diskusi Indef di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu 28 November 2018.
Darmin menegaskan, potensi besar relokasi industri-industri dari China, baik yang dimiliki pelaku usaha domestiknya maupun yang berasal dari pelaku usaha AS serta Eropa, menjadi salah satu berkah bagi Indonesia maupun negara-negara lainnya dari adanya perang perdagangan tersebut.
Sebab sebagaimana yang diketahui, relokasi industri itu akan menjadi investasi sendiri bagi Indonesia sehingga bisa mendorong aliran modal yang deras di tengah ketidakpastian global yang terus terjadi saat ini.
"Dampak tidak langsung bahwa akibat perang dagang itu China tentu mikir investor di China baik AS, Eropa, itu akan mikir kalau kita di China terus susah. Kena cegat bea masuk dari AS. Dia mulai mau relokasi. Jadi yang saya maksud dengan dampak tak langsung lebih cenderung positif ke kita," ungkapnya.
Namun begitu, lanjut Darmin, potensi relokasi itu tidak otomatis langsung datang ke Indonesia, akan tetapi harus bersaing dengan negara-negara Asean lainnya seperti Thailand, Vietnam, maupun Malaysia yang juga sama-sama berusaha agar relokasi itu masuk ke negara mereka.
"Untuk menjawab itu enggak banyak strategi pilihannya. Yang agak menarik urusan relokasi tadi kita baru susun kebijakan sebelum paket kebijakan 16 kemarin, mengenai insentif fiskal. Pada dasarnya itu (untuk menarik relokasi) itu, ada tax holiday, ada pajak final PPh UMKm, ada super deduction," tegasnya.