Dana Survei Seismik Migas 2019 Dihapus, ESDM Minta Partisipasi KKKS

Ilustrasi/Pekerja di tempat pengeboran minyak dan gas.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui alokasi anggaran untuk survei seismik eksplorasi migas masih terbatas. Sehingga, penemuan potensi blok migas yang bisa direkomendasikan minim untuk tahun ini. 

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar bahkan mengatakan, tahun depan tak ada lagi alokasi anggaran untuk survei seismik eksplorasi migas dalam APBN. Sehingga, pemerintah perlu mencari pola penganggaran baru dalam eksplorasi migas. 

"Kalau dipagu Kementerian ESDM, enggak akan ada seismik lagi buat tahun depan. Tapi kita akan bekerjasama dengan SKK Migas untuk menggunakan pola anggaran lain yang di luar dari APBN," kata Rudy di Jakarta, Selasa 27 November 2018. 

Pada APBN 2018, Ia mengatakan, alokasi anggaran survei seismik di Badan Geologi dialokasikan sebesar Rp96 miliar. Dari anggaran tersebut hanya ditemukan dua lokasi potensi wilayah kerja migas yakni di wilayah lepas pantai di cekungan Selabangka, Sulawesi Tenggara dan Singkawang, Kalimantan Barat. 

"Rata-rata satu areanya (untuk survei habiskan) Rp40-50 miliar," ujarnya. 

Dijelaskan Rudy, alasan Kementerian ESDM tak lagi mengalokasikan anggaran survei seismik 2D dengan tujuan efisiensi dan terbatasnya anggaran ESDM. Meskipun, kementerian masih mendorong eksplorasi migas tetap ditingkatkan. 

Cara baru untuk meningkatkan eksplorasi itu akan bertumpu pada pola penganggaran baru dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Khususnya diharapkan melalui Komitmen Kerja Pasti (KKP) alias investasi eksplorasi dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) migas. 

"Makanya pola penganggaran waktu kemarin pak Amien (Kepala SKK Migas) sudah menyampaikan ini kan ada pola penganggaran baru untuk eksplorasi yang lebih besar. Makanya kita kan kerja sama dengan SKK Migas," jelas dia. 

Dengan adanya kerja sama dengan SKK Migas, maka penemuan cadangan raksasa diharapkan dapat terwujud. 

"Kalau hanya kita sendiri, solo karir, ini yang susah. makanya membuka dengan kerja sama. Nanti dengan kerja sama bisa survei 3D karena biayanya sudah naik kan. Makanya kan targetnya adalah giant field (cadangan raksasa). Kita maunya ya. Penemuan baru," jelasnya.  

Sebelumnya, SKK Migas mengungkapkan, total KKP alias kewajiban investasi eksplorasi yang terkumpul dari KKKS hingga akhir tahun akan mencapai US$2 miliar. Anggaran ini menjadi tumpuan eksplorasi migas Indonesia ke depan.