Pekan Ini Rupiah Diperkirakan akan Terus Menguat
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Laju penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan akan terus berlanjut. Di pasar spot, pada pembukaan perdagangan awal pekan di hari ini, rupiah bertengger di posisi Rp14.540 per dolar AS.
Sementara, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat berada di level Rp14.552 pada 23 November 2018 atau menguat 40 poin dari kurs sebelumnya di level Rp14.592 pada 22 November 2018.
Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengungkapkan, tren penguatan itu dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi AS. Sebab, pemerintah AS telah mengeluarkan laporan terbaru mengenai perubahan iklim yang bisa mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi AS hingga 10 persen.
"Survei the Market juga mencatat penurunan indeks untuk sektor jasa, swasta dan manufaktur. Harga minyak mentah juga turunkan khawatirkan melemahnya permintaan," kata Lana dikutip dari analisisnya, Senin 26 November 2018.
Sementara itu, dari sisi domestik lanjut dia, pemerintah berencana merelaksasi revisi DNI yang dimumkan pada awal pekan lalu setelah para pelaku usaha menyatakan keberatan dengan dibukanya sektor berbasis UMKM kepada investor asing. Hal tersebut bisa menjadi sentimen baik terhadap rupiah.
Sebelumnya, data BKPM untuk realisasi investasi asing di kuartal III 2018 yang turun 20,02 persen year on year, dan turunnya peringkat ease of doing business atau EODB dari 72 menjadi 73 menekan pemerintah untuk terus berusaha memperbaiki arus investasi global ke domestik. Namun begitu, diakuinya banyak yang belum mengetahui relaksasi lanjutan yang dimaksud pemerintah.
"Kemungkinan rupiah berlanjut menguat dengan sentimen potensi melemahnya US dolar terhadap mata uang kuat dunia. Kemungkinan rupiah menuju kisaran Rp14.480 sampai dengan Rp14.520 per dolar AS dengan tetap dalam penjagaan BI," ucapnya menambahkan.