Punya Peluang Besar, Bisnis Waralaba Laundry Mulai Dilirik
- VIVA.co.id/Arrijal Rachman
VIVA – Pameran waralaba atau Info Frenchise and Business Concept (IFBC) tahun ini kembali dilaksanakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia dengan Kementerian Perdagangan pada 23-25 November 2018 di Balai Kartini, Jakarta. Setidaknya terdapat 142 industri waralaba yang turut serta.
Mayoritas usaha yang membuka gerai bergerak di sektor industri makanan dan minuman, penjualan kendaraan, jasa pendidikan atau bimbingan belajar, maupun jasa konsultasi lainnya. Namun, ada yang menarik dari industri yang turut serta, yaitu industri laundry yang membuka ruang untuk franchise.
Pantauan VIVA di lokasi, industri yang bernama PT Kliknklin Digital Nusantara (LaundryKlin) itu cukup banyak menarik perhatian pengunjung. Setidaknya puluhan orang mondar-mandir di booth yang menawarkan franchise atau kemitraan waralaba di sektor aplikasi tersebut.
"Untuk yang mengunjungi booth kami sudah ada 40 data yang masuk di hari pertama (even ini)," kata Head of Sales LaundryKlin, Erni Fridayati saat ditemui di lokasi, Jumat 23 November 2018.
Erni mengklaim, LaundryKlin merupakan industri layanan jasa cuci pakaian pertama yang menggunakan aplikasi online. Aplikasi tersebut dikatakannya bisa di akses di IOS dan PlayStore dengan nama KliknKlin.
Dia menargetkan, melalui even IFBC yang digelar selama tiga hari itu, setidaknya 25 mitra baru bisa di dapat.
"Kita berjalan tahun ke tiga. Kenapa kita pilih bisnis laundry karena orang bisa bikin bisnis laundry tapi tidak punya sistem. Nah kami di sini menyediakan sistemnya. Kita ngebantu setiap customer yang mungkin dia enggak bisa datang secara walk in ke outlet jadi bisa order by online," tuturnya.
Perkembangan bisnis tersebut diungkapkannya cukup baik. Selama tiga tahun sejak berdiri pada 2015, LaundryKlin telah memiliki sekitar 45 outlet dengan 250 mitra yang tersebar di 11 kota besar di seluruh Indonesia, yaitu Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Jambi, Palembang, hingga Banjarmasin.
"Di sini kita mencakup semua lapisan. Mungkin banyak segmen investor-investor yang masih baru-baru mulai buka usaha modal yang kecil kita bisa bantu. Kisaran kecil kita ada sistem agen itu sekitar Rp15 juta sampai ada paket yang Rp560 juta," ucap Erni.
"Kita sebenernya lebih banyak ke agent karena kita baru, jadi agen kayak model pick up dia enggak ada produksi hanya pick up aja, ada yang ambil atau yang antar, dia enggak ada pekerjaan," paparnya.
Dia pun optimistis, usaha franchise LaundryKlin akan bisa tumbuh ke depannya, meskipun kondisi ekonomi saat ini terbilang cukup menantang, baik dari sisi global maupun domestik, di mana pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan dan melambat. Hal itu karena bisnis laundry saat ini ditegaskannya sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
"PRT (Pekerja Rumah Tangga) apalagi di Jakarta agak sulit sekarang, ditambah hampir 80 persen penduduk Jakarta bekerja dan otomatis kebutuhan laundry semakin meningkat dan semakin banyaknya apartemen-apartemen yang banyak dibangun. Otomatis membuka luas untuk berbisnis laundry," jelas dia. (ren)